Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Langkah Asia Pulp & Paper Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

APP akan menambah menara pantau dari 71 unit hingga menjadi 89 lagi dan pos pantau dari 211 unit, menjadi 366 unit

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Ini Langkah Asia Pulp & Paper Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel dibantu Manggala Agni kehutanan dan TNI mencoba memadamkan api yang membakar lahan di desa Pulo Semambu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (5/9/2015). Menurut data BMKG udara di Sumatera Selatan telah tercemar dan pada level berbahaya untuk kesehatan. TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Merasakan dampak kebakaran hutan, perusahaan bubur kertas dan produk-produk kertas Asia Pulp & Paper tahun 2016 ini berkomitmen meningkatkan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Head of Fire Management Sinar Mas Sujica Lusaka mengatakan, langkah yang dilakukan adalah menata ulang serta melakukan perbaikan manajemen untuk mencegah terbakarnya hutan.

"Kami bentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Khusus untuk DMPA direncanakan akan dibentuk sebanyak 500 unit," kata Sujica Lusaka di Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Bagi masyarakat atau desa yang berhasil mencegah terjadi kebakaran lahan dan hutan selama musim kemarau 2016, akan mendapatkan kompensasi gaji dari APP tergantung luas area desa yang dijaga dan banyaknya kader pencegah kebakaran hutan.

APP akan menambah menara pantau dari  71 unit hingga menjadi 89  lagi dan pos pantau dari  211 unit, menjadi 366 unit.

Planning and Management Division Sinar Mas Forestry, Iwan Setiawan, mengatakan, langkah lainnya adalah membangun blok kanal di kawasan konsesi seluas 2 juta hektare ini ditargetkan selesai di bulan Februari 2016.

"Seluruh kanal di tepi konsesi diblok per 500 meter, sehingga ketinggian muka air mencapai batas optimal. Dengan cara ini tingkat kebasahan lahan akan terjaga, sehingga ancaman bahaya kebakaran dari luar bisa diminimalisir," katanya.

Berita Rekomendasi

Melalui upaya yang massif ini, Sujica berupaya untuk mengejar target zero hot spot. Dimana terdeteksi titik kebakaran, langsung didatangi untuk secepatnya dipadamkan. Sehingga tidak sampai merembet ke area lainnya.

Kebakaran hutan dan lahan diperkirakan masih terjadi di 2016, utamanya pada beberapa wilayah yang memiliki lahan gambut luas dan mengalami kekeringan lebih cepat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas