Kisah Mami Vino Dikucilkan Keluarga Hingga Dirikan Rumah Singgah Kebaya
"Dipukul setiap hari, sudah jadi makanan saya. Keluarga saya tidak menerima saya apa adanya,"
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Ia khawatir terhadap penyakit tersebut.
"Saya sangat khawatir, kalau kenapa-kenapa hanya dua pilihannya, meninggal atau hidup sengsara pada saat itu," urainya.
Mengetahui penyakit tersebut berbahaya, Vinolia akhirnya berhenti menjadi waria jalanan dan beralih menjadi pendamping Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).
Ilmu yang diketahui memang tidak banyak, namun ia tetap yakin bahwa menjadi pendamping merupakan hal baik yang ditempuhnya.
"Saya cuma lulusan SMA, tapi saya sedikit banyak mengerti tentang HIV, jadi saya mempunyai keinginan itu," kata Mami Vino.
Dirinya berpegang teguh bahwa sesuatu hal yang baik, akan menghasilkan yang baik pula.
Dia mencoba mematahkan argumen mengenai pendamping ODHA hanya dapat diberikan orang yang mengidap HIV Aids.
Beruntungnya, dia tidak mengidap penyakit tersebut.
Dengan mendirikan Rumah Singgah Kebaya di Kota Yogyakarta.
Berawal dari tiga ODHA yang tiada lain teman Mama Vino sendiri didampinginya.
Rumah singgah yang dibangunnya semakin lama berkembang hingga suatu ketika mempunyai dampingan 92 orang.\
Dari jumlah tersebut 52 orang diantaranya merupakan kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Berbuat Baik
Mami Vino menjelaskan sangat sulit membangun kepercayaan terhadap dirinya dari orang yang mengidap HIV Aids, mereka tidak percaya bahwa Vinolia tidak mempunyai penyakit yang sama.