Wapres Singgung Tanah Negara di Hadapan Murdaya Poo
Situasi global terus mendorong pelemahan ekonomi dalam negeri.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situasi global terus mendorong pelemahan ekonomi dalam negeri. Wakil Presiden Jusuf Kalla, menyebutkan salah satu dampaknya, adalah kesenjangan yang makin besar antara si kaya dan si miskin.
Dalam sambutannya di acara perayaan Cap Go Meh, di Jakarta International (JI) Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (28/2/2016), Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa memangkas jumlah orangkaya untuk menahan laju kesenjangan.
Yang bisa dikakukan pemerintah adalah mendorong masyarakat kelas bawah dan menengah, dan komitmen tersebut harus didukung semua pihak, termasuk oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
"Mendorong yang kecil dan yang tengah, agar semua dapat kue. Saya juga (sudah) katakan ke Gubernur (DKI Jakarta), jangan (hanya) orang-orang yang tidak mampu (yang ditindak)," ujarnya.
Dengan semangat mendorong masyarakat kelas bawah, ia menyebut masyarakat kelas bawah di Jakarta juga harus diberi kesempatan. Jusuf Kalla menyebut salah satu cara untuk memberikan kesempatan itu, adalah dengan menyerahkan tanah negara di Kemayoran.
"Tanah negara seperti Kemayoran ini, juga perlu diberikan pada rakyat miskin," ujar Jusuf Kalla, dihadapan ratusan orang yang hadir di acara tersebut, termasuk di hadapan Murdaya Po, pengelola kawasan Kemayoran.
Tanah negara yang ia maksud, adalah tanah yang kini di atasnya terhampar pada golf. Rencanannya tanah itu akan diserahkan ke pemerintah provinsi DKI, untuk dijadikan rumah susun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.