Mantan Menpora Tegaskan Tak Ada Menteri Saling Serang Era SBY
Roy mengatakan masyarakat hanya berharap Presiden Jokowi dapat menertibkan para menterinya itu.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Menpora Roy Suryo meminta para menteri kabinet kerja untuk menghormati Presiden Joko Widodo.
Hal itu terkait sikap menteri saling serang di publik.
Ia menyanyangkan Presiden Jokowi harus melihat para menteri bertikai dihadapan publik.
"Tidak elok memang tapi kita lihat banyak sekali. Kejadian terakhir kita lihat ada Mas Pram dan Pak Menteri Desa pak Marwan, kemudian ada juga Pak Rizal Ramli lagi-lagi dengan Sudirman Said bahkan dengan Wapres," kata Roy Suryo di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Roy mengatakan masyarakat hanya berharap Presiden Jokowi dapat menertibkan para menterinya itu.
Ia lalu menceritakan sikap para menteri di era Susilo Bambang Yudhoyono.
Roy mengatakan tidak pernah menteri saling serang di bawah kepemimpinan SBY.
"Sama sekali nggak. Dulu semua selesai di ruangan. Kalaupun ada masalah, dulu kita selesaikan di rakortas. Jadi antar menteri koordinator. Jadi nggak ada cerita menteri teknis sampai melawan menko, apalagi menko melawan wapres. Rakyat tahulah," tuturnya.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Johan Budi Sapto Pribowo mengungkapkan Presiden Joko Widodo tidak senang terkait adanya sejumlah menteri saling berdebat di publik.
"Tentu Presiden tidak happy dengan situasi seperti itu. Kembali beliau menegaskan bahwa tolong ini dihentikan kepada para menteri," ujar Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Sudah kesekian kalinya, Presiden Jokowi mengingatkan kepada para menteri agar menghindari perdebatan di publik.
Presiden juga telah menyampaikan ruang berdebat dibuka seluas-luasnya di dalam rapat kabinet.
"Perdebatan itu hanya ada di ruang rapat terbatas atau rapat kabinet dan ini sudah pernah disampaikan Presiden dengan bahasa jangan gaduh di luar," kata Johan.