Saat Suasana Haru Menyelimuti Hanggar Skadron 17 Halim Perdana Kusuma
Suasana haru biru tampak jelas di hanggar Skuadron 17 Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (22/3/2016) pagi.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana haru biru tampak jelas di hanggar Skuadron 17 Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (22/3/2016) pagi.
Isak tangis anggota keluarga terdengar saat mendekati peti jenazah para korban.
Seorang wanita terlihat dituntun dua orang lainnya untuk mendekat ke peti Brigjen TNI Anumerta, Syaiful Anwar.
"Ada apa ini, kenapa begini," ujar wanita yang disebut-sebut sebagai istri korban.
Brigjen TNI Syaiful Anwar adalah Danrem Tadulako salah satu korban yang gugur dalam kecelakaan helikopter milik TNI AD di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3).
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun memberikan penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa(KPLB) satu tingkat lebih tinggi kepada 13 Prajurit TNI yang gugur akibat jatuhnya Helikopter Bell 412 di Poso, Sulawesi Tengah.
Pangkat tersebut langsung diganti, terlihat dalam foto yang dipasang di depan peti 13 jenazah yang berjejer di Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma.
Pantauan Tribun ada tiga Brigadir Jenderal (Brigjen) anumerta, yang pangkat di pundaknya sudah berganti dari sebelumnya berpangkat kolonel.
Panglima TNI Gatot juga ikut terharu saat melaporkan penanganan 13 jenazah korban jatuhnya helikopter Bell 412 di Poso kepada Presiden Joko Widodo.
Di hadapan Jokowi serta Ibu Negara Iriana Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja,Gatot menjelaskan bahwa dirinya diperintah presiden langsung meluncur ke lokasi jatuhnya heli.
"Penghargaan luar biasa karena saat saya lapor, presiden perintahkan kepada saya dan Kapolri untuk langsung datang ke lokasi, melihat dan menengok ke rumah duka, juga pos operasi Tinombala," kata Gatot lirih.
Kemudian dengan nada suara tegas Gatot menjelaskan, dirinya memberikan spirit kepada prajurit yang bertugas disana untuk tetap berjuang melanjutkan operasi Tinombala.
Menurutnya, saat Presiden Joko Widodo menyalami satu persatu seluruh keluarga, masih berbekas duka, namun ada kebanggan dalam hatinya.
"Seperti yang diucapkan putri Brigjen anumerta Saiful Anwar, Salsabila 16 tahun menyampaikan ayah saya taat beragama, selalu sembahyang berjamaah, jiwanya hanya untuk NKRI," kata Gatot lirih sembari menahan haru.
"Ini gambaran bahwa prajurit dimanapun siap melaksanakan tugas demi NKRI," tambahnya.