Formappi: Ide DPR Buat Perpustakaan Sudah Ketinggalan Zaman
Kalau ide tersebut 25 tahun lalu cukup relevan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Ide DPR untuk membuat perpustakaan terbesar di Asia Tenggara itu baik tetapi tidak penting dan sudah ketinggalan."
Demikian kordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang mengkritik rencana DPR untuk membangun pembangunan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara.
Karena kata Sebastian, kini eranya sudah berubah. Sekarang sudah masuk era digital jadi perpustakaan dalam bentuk fisik seperti itu dengan sekitar 600.000 koleksi buku yang akan disimpan di perpustakaan, itu sudah ketinggalan.
"Buku-buku itu semua bisa diformat digital sehingga bisa diakses secara Online," ujarnya.
Kalau ide tersebut 25 tahun lalu cukup relevan. "Namun jika baru sekarang akan ditertawakan karena sangat telat," kritiknya.
Menurutnya, DPR lebih baik berpikir bagaimana membangun parlemen modern dengan mengikuti perkembangan dimana sistem teknologi dan informasi menjadi andalan.
"Bagaimana caranya semua informasi yang dibutuhkan publik dapat denganmudah diakses tanpa harus datang secara fisik ke senayan."
"Bagaimana caranya rapat-rapat DPR dapat disaksikan oleh siapa saja yang merasa penting mengikuti rapat tersebut tanpa harus datang ke Senayan."
Dan berbagai terobosan lainnya sesuai perkembangan saat ini. Hal itu yang penting, daripada ide membangun gedung perpustakaan terbesar itu.
"600.000 koleksi buku yang akan disimpan di perpustakaan ribu buku itu bisa diformat menjadi perpustakaan online kok," cetusnya.