Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pegiat Antikorupsi: Apa Manfaat Bangun Perpustakaan yang Katanya Terbesar Se-Asia Tenggara ?

Direktur Indonesia Parliamentary Center (IPC) Sulastio mempertanyakan manfaat membangun perpustakaan terbesar di Asia Tenggara bagi kinerja DPR RI.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Pegiat Antikorupsi: Apa Manfaat Bangun Perpustakaan yang Katanya Terbesar Se-Asia Tenggara ?
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Dari kiri, aktivis Correct, Refly Harun, YLBHI, Bahrain, Para Syndicate, Toto Sugiarto, dan IPC, Sulastio, yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pilkada memberikan pernyataan sikap terkait rencana DPR merevisi UU Pilkada, di Jakarta, Jumat (8/5/2015). Menurut mereka, rencana revisi itu hanya sekedar mengakomodir kepentingan politik partai politik setelah gagal mengintervensi KPU untuk menyelipkan aturan partai berkonflik seperti PPP dan Golkar aman melenggang dalam Pilkada serentak 2015. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -  Direktur Indonesia Parliamentary Center (IPC) Sulastio mempertanyakan manfaat membangun perpustakaan terbesar di Asia Tenggara bagi kinerja DPR RI.

Apalagi jika melihat jumlah yang akan dipakai untuk pembangunan itu gunanya bagi masyarakat luas.

"Prinsipnya penggunaan keuangan harus efisien dan efektif. Angka 570 miliar rupiah bukan jumlah yang sedikit apalagi jika dikonversi ke dana untuk masyarakat," ujar pegiat antikorupsi ini kepada Tribun, Senin (28/3/2016).

Kembali dia mempertanyakan, "Apa manfaat membangun perpustakaan yang katanya terbesar se Asia Tenggara bagi kerja DPR ?"

Jika tidak ada, menurutnya, itu hanya akan menjadi monumen semata tanpa bermanfaat bagi kinerja DPR.

"Perpustakaan yang ada sekarang memang belum cukup baik untuk itu sebaiknya diperbaiki dan dikelola secara profesional sehingga dapat bermanfaat bagi kinerja DPR," cetusnya.

BERITA TERKAIT

Wacana pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara muncul setelah Ketua DPR Ade Komarudin menerima sejumlah cendekiawan dan budayawan di Kompleks Parlemen, Selasa (22/3/2016).

Ade Komarudin meyakini bahwa kebijakan moratorium pembangunan gedung baru tidak akan berlaku untuk proyek gedung baru DPR.

Urusan anggaran tidak menjadi masalah karena, menurut dia, DPR dapat memodifikasi anggaran pembangunan gedung baru sebesar Rp 570 miliar yang sudah dialokasikan di APBN 2016.

Gedung baru itu direncanakan terdiri dari perpustakaan umum terbesar se-Asia Tenggara serta ruang kerja bagi anggota DPR dan tenaga ahli.

Ada sekitar 600.000 koleksi buku yang akan disimpan di perpustakaan tersebut. Itu akan melebihi perpustakaan terbesar di Asia Tenggara saat ini, National Library of Singapore, yang memiliki 500.000 koleksi buku.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas