Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Kayak DPR Punya Waktu Aja ke Perpus

Dengan bangunan baru khusus untuk perpustakaan, menurutnya juga tidak akan banyak manfaatnya.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Pengamat: Kayak DPR Punya Waktu Aja ke Perpus
Tribunnews.com/Seno
Agus Pambagio (kanan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengkiritik rencana DPR untuk membangun pembangunan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara.

Agus mengkritisi rencana pembangunan yang akan menyimpan sekitar 600.000 koleksi buku di perpustakaan tersebut.

Dengan bangunan baru khusus untuk perpustakaan, menurutnya juga tidak akan banyak manfaatnya. Karena penggunaan dan kunjungan wakil rakyat pun tak akan signifikan ke perpustakaan itu.

"Kayak DPR punya waktu aja ke perpus. Publik biar dilayani oleh Perpusnas saja bukan DPR," kritiknya saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (28/3/2016).

Selain itu di tengah teknologi yang kini dapat dinikmati perkembangannya, menurut Agus adalah sia-sia dan mubazir pembangunan perpustakaan.

Menurut pengamat ini, jauh lebih efisien lagi efektif jika yang dipilih adalah perpustakaan digital yang kini dikembangkan di banyak lembaga dan negara di dunia.

BERITA TERKAIT

"Ngapain buat bangunan besar-bangunan. Perpustakaannya digital saja. Murah dan modern. Perpustakaannya digital saja," ujarnya.

Diberitakan Ketua DPR, Ade Komarudin mengaku heran kenapa di Indonesia banyak pihak yang berusaha merecoki rencana DPR untuk membangun pembangunan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara.

Ade pun membandingkan kondisi ini dengan Amerika Serikat saat membangun Library of Congress. Perpustakaan itu didirikan pada tahun 1800. Saat itu, kata Ade, kondisi ekonomi Amerika sedang sulit dan belum menjadi negara maju seperti sekarang ini.

Namun, mereka rela berkorban demi menciptakan perpustakaan yang diyakini bisa mencerdaskan masyarakatnya.

"Lihat Amerika. Mereka membangun Library of Congress, harganya berapa pun dikorbankan," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3/2016).

Saat ini, lanjut Ade, Library of Congress tetap menjadi perpustakaan terbesar di dunia dengan koleksi 36 juta buku. Dia meyakini, Amerika pun menjadi negara maju salah satunya karena memiliki perpustakaan tersebut.

"Pantesan orang Amerika pintar-pintar, hebat-hebat. Kalau di kita dituding akal-akalan, saya enggak ngerti lagi," ujar politisi Partai Golkar ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas