Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pekerja Tiongkok Serbu Surabaya: Dari PRT Murah Hingga Penjual Sayur di Kompleks Perumahan

Perlu diantisipasi serbuan pekerja dari Myanmar dan Thailand

Editor: Dahlan Dahi
zoom-in Pekerja Tiongkok Serbu Surabaya: Dari PRT Murah Hingga Penjual Sayur di Kompleks Perumahan
Tribun Pontianak/Galih Nofrio Nanda
Pekerja asing dari PT Jieneng Electrical Power dan PT Bumi Nusantara saat diamankan Direktorat Reskrimum Polda Kalbar dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalbar di proyek pembangunan PLTU Wilayah I PT PLN di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, Selasa (19/3/2013). Sebanyak 78 pekerja kebanyakan warga negara RRC diamankan karena diduga tidak mempunyai izin kerja di Indonesia dan bila terbukti akan dideportasi. (Tribun Pontianak/Galih Nofrio Nanda) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekerja asing di Indonesia biasanya identik dengan mereka yang berdasi, necis, dan jabatan tinggi.

Belakangan ini, di Surabaya, Jawa Timur, pekerja asing --terutama dari Tiongkok-- bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

Bahkan ada yang menjual sayur di kompleks-kompleks perumahan.

Demikian laporan harian Surya (Tribunnews.com Network), Senin (28/3/2016).

Erlina Pristiwati, yang menjadi petugas tim teknis perizinan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnakertransduk Jatim mengakui menemukan data adanya pekerja asing ilegal di Jatim.

“Saya pernah melihat data secara online di kementerian, jumlah TKA di Jatim hampir 5.000 orang. Sedangkan, pada 2015, yang tercatat di kami hanya 1.434 orang saja,” kata Lina, panggilan Erlina Pristiwati, seperti dlaporkan Surya.co.id.

Sisanya, diduga pekerja asing yang tidak memiliki dokumen resmi sebagai TKA.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Da’im mengatakan, dalam praktiknya, banyak tenaga kerja asing (TKA) yang tidak bekerja sesuai kompetensi.

Ada yang menjadi tenaga kasar di Jatim.

Menurutnya, banyak warga Tiongkok tak berasal dari negara ASEAN masuk Jatim.

Mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

Warga Tiongkok yang menjadi PRT rela dibayar murah.

Misalnya, upah bagi pembantu rumah tangga di Surabaya antara Rp 1,5 juta - Rp 2 juta, sedangkan pembantu asal Tiongkok mau dibayar di bawah Rp 1 juta.

“Saya juga pernah melihat ada warga Tiongkok jual sayur di motor roda tiga di kawasan Citraland. Pekerja dari Tiongkok memang paling banyak berada di Surabaya. Terus sekarang yang perlu diantisipasi serbuan pekerja dari Myanmar dan Thailand,” ujarnya, Senin (28/3/2016).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas