Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru Besar UII Harap Kandidat Cagub DKI Tak Pakai Isu SARA sebagai Alat Kampanye

Dia ingatkan, tokoh terdidik dan pejabat perlu mencontohkan dan melakukan pendidikan politik yang santun dan beretika, tanpa SARA.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Guru Besar UII Harap Kandidat Cagub DKI Tak Pakai Isu SARA sebagai Alat Kampanye
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Prof Edy Suandi Hamid saat konferensi pers di Sekretariat Jogja Independen, Jalan Tirtodipuran, Yogyakarta, Minggu (27/3/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -  Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid menyesalkan masih ada cuitan (tweet) berbau SARA yang diarahkan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menuju Pilkada 2017 mendatang.

Karena itu, dia meminta semua kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta diharap tidak menggunakan isu SARA dalam kampanyenya "menyerang" kandidat lain dalam Pilkada 2017 mendatang.

Hendaknya, menurut Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) ini, para calon pimpinan DKI memberikan pendidikan politik yang baik kepada publik. Bukan dengan memainkan isu berbau SARA.

"Kita melakukan politik praktis, tetapi juga diharuskan sekaligus melakukan pedidikan politik. Oleh karena itu kita harus tetap dalam koridor hukum dan budaya kita dalam kampane atau dukung mendukung calon kita," ujar Edy kepada Tribun, Rabu (30/3/2016).

Dia ingatkan, tokoh terdidik dan pejabat perlu mencontohkan dan melakukan pendidikan politik yang santun dan beretika, tanpa SARA.

Karena lanjut Edy, masyarakat DKI cukup cerdas dan bisa memilah informasi yang ada. Ditambah lagi, masyarakatnya sudah melek informasi.

BERITA REKOMENDASI

"Jadi dapat melakukan pilihan yang tepat. Jadi percuma kalau ada calon atau jurkam yang bicara tak sesuai kenyataan dan berbau SARA," jelasnya.

Sehingga yang terjadi nantinya saat Pilkada, imbuhnya, adalah perang ide dan konsep serta program kerja sang calon kepala daerah untuk membangun DKI.

Sebelumnya, Gubernur Ahok kesal dengan cuitan (tweet) yang ditulis adik Yusril Ihza Mahendra, yakni Yusron Ihza Mahendra.

Ahok menyebut apa yang diutarakan Yusron melalui akun Twitter-nya berbau rasial.

Yusron Ihza Mahendra merupakan Duta Besar Indonesia untuk Jepang.

"Ada yang nge-twit nakutin, kasihan loh, 'turunan Cina miskin, nanti dibantai gara-gara Ahok'. Itu kurang ajar, namanya rasis. Itu Dubes Jepang adiknya Yusril ngomong pakai nasihat. Ini negara bahaya," ujar Ahok di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (30/3/2016).

Mantan Bupati Belitung Timur tersebut akan mengadukan sikap yang menurutnya SARA itu ke Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Ahok menyebut pernyataan Yusron sama sekali tidak mencerminkan ciri orang Indonesia.

"Bu Retno Menlu kalau punya dubes kaya gini ini bukan Indonesia. Jangan taruh orang yang mau ubah Pancasila sila pertama," ucap Ahok.

Ahok mengatakan Yusron orang yang pengecut karena menggunakan nama agama dan ras sebagai senjata menjatuhkan kredibilitasnya.

"Kalau masyarakat percaya kan dapat suara, kalau jual agama kan pengecut dan menghina Tuhan. Tuhan saja enggak rasis, kamu Islam saya kristen Tuhan kasih udara yang sama," kata dia.

Sebelumnya, Yusron Ihza Mahendra memberikan penilaiannya terhadap gaya kepemimpinan Ahok di akun Twitter-nya, @YusronIhza_Mhd.

Dia berkicau, gaya Ahok arogan dan dapat menimbulkan kerusuhan atau kesenjangan sosial di kalangan masyarakat kecil dan etnis Tionghoa.

Yusril, kakak Yusron, disebut-sebut sebagai kandidat terkuat Ahok dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas