Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arsul Sani: Pak Djan Faridz Kalau Ingin Tetap Jadi Ketua Umum, Bertarunglah di Muktamar

Arsul Sani menilai ketidakhadiran Djan Faridz tidak akan menganggu proses islah di internal partai berlambang Kabah tersebut.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Arsul Sani: Pak Djan Faridz Kalau Ingin Tetap Jadi Ketua Umum, Bertarunglah di Muktamar
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menkumham Yasonna Laoly (kanan), Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (kiri), Wakil Ketua Umum PPP Wardatul Asriah (kedua kiri) dan Sekjen PPP Romahurmuziy (kedua kanan) meresmikan Pembukaan Muktamar VIII PPP Tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4/2016). PPP menggelar Muktamar VIII yang disepakati sebagai bentuk islah pada 8-11 April 2016 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

‎Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Anggota Steering Committe (SC) Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani menilai ketidakhadiran Djan Faridz tidak akan menganggu proses islah di internal partai berlambang Kabah tersebut.

Arsul menilai, perselisihan di internal PPP terjadi antara kubu Suryadharma Ali dengan kubu Romahurmuziy. Menurutnya, perselisihan antara kubu SDA dengan kubu Romi sudah selesai dan sepakat untuk bersatu kembali dalam Muktamar islah.

"‎Muktamar inilah forum untuk menyelesaikan semuanya. Karena kalau kita lihat calon-calon Ketumnya dari dua kubu ada," kata Arsul di arena Muktamar, Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (8/4/2016).

Pria yang juga merupakan anggota Komisi III DPR ‎RI itu berharap Djan Faridz datang ke Muktamar VIII. Menurutnya, jika Djan ingin menjadi Ketua Umum PPP, maka forum Muktamar adalah tempat yang tepat untuk menyampaikan visi dan misi di depan para Muktamirin.

"‎Kita akan berikan waktu bagi beliau sampaikan visi misi. Kami akan gelar karpet merah bagi beliau. Berkompetisilah dengan (calon Ketum) yang lain, yang tidak boleh pakai money politics," tandasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas