Tidak Ada Luka Perlawanan di Jenazah Siyono
Tidak ada luka tangkis atau perlawanan dari Siyono di sekujur tubuhnya.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komnas HAM, Siane Indriyani menyatakan bahwa tidak ada luka bekas perlawanan dari tubuh Siyono di hasil forensik PP Muhammadiyah dan dokter forensik serta Komnas HAM yang mengotopsi jasad guru ngaji yang disebut-sebut sebagai teroris di Klaten itu.
"Tidak ada luka tangkis atau perlawanan dari Siyono di sekujur tubuhnya. Selama ini, Siyono dikatakan telah melakukan perlawanan dan saya nyatakan itu tidak benar," kata Siane di Kantornya, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Kesimpulan sementara pihaknya, dari luka yang ditimbulkan, saat pemukulan terjadi, Siyono dalam keadaan merebahkan diri di satu tempat dan dihajar habis-habisan dari arah depan menggunakan benda tumpul.
Selain itu, ada juga pemukulan di bagian belakang karena sebagian besar jaringan tubuh yang mengalami kerusakan.
"Sebenarnya hampir seluruh tubuh mengalami kerusakan, hanya saja bagian dada ini yang paling parah, sementara ini kesimpulannya Siyono pasrah saat dipukul oleh petugas Densus 88," ujarnya.
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto dalam pesan singkatnya, Sabtu (12/3/2016) malam mengatakan dalam perjalanan, Suyono melakukan perlawanan bahkan menyerang anggota yang mengawal.
Hingga berujung pada perkelahian di dalam mobil.
"Setelah ada perkelahian, situasi dapat dikendalikan kembali. Dia (Suyono) tampak kelelahan dan lemas. Lalu anggota membawanya ke RS Bhayangkara Jogya untuk diberi pertolongan," tegas jenderal bintang satu itu.
Ternyata nyawa Suyono tidak bisa tertolong dan meninggal dunia di rumah sakit.
Selanjutnya jenazah dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Dan pada Sabtu (12/3/2016) pukul 15.30 WIB, jenazah diserahkan ke pihak keluarga.