BSW Gelar Diskusi Ujian Nasional Berbasis Komputer
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kini semakin digalakkan pemerintah untuk mengurangi tingkat kebocoran soal yang kerap muncul tiap tahun.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kini semakin digalakkan pemerintah untuk mengurangi tingkat kebocoran soal yang kerap muncul tiap tahun.
Diterapkannya teknologi pada penyelenggaraan UN dianggap memberikan dampak positif terkait isu bocornya soal yang akan diuji.
Untuk mendukung UNBK tersebut, PT Bangun Satya Wacana, yang merupakan anak perusahaan Kelompok Kompas Gramedia, fokus pada penyediaan kurikulum (TIK) untuk seluruh sekolah di Indonesia.
Perusahaan yang concern dengan pendidikan tersebut, menggelar Sharing Ujian Nasional Berbasis Komputer di Ballroom Ruby, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (19/4/2016).
Dalam acara tersebut, BSW turut mengundang para Ketua Yayasan serta Kepala Sekolah yang hendak menerapkan UNBK pada masing-masing sekolah.
Sebelumnya, penerapan sistem UNBK tersebut diterapkan di dua sekolah pada tahun 2014, yakni SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).
Hasilnya, cukup memuaskan dan akhirnya menjadi acuan untuk meningkatkan literasi siswa terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Berdasarkan provinsi, Yogyakarta merupakan provinsi dengan tingkat partisipasi UNBK terbesar, provinsi Papua, dan Kalimantan Utara (Kaltara) juga menempati posisi tinggi untuk tingkat partisipasi.
Papua sebanyak 10 persen dan Kaltara 20 persen.
Selain itu, Surabaya pun kini turut menerapkan UNBK untuk seluruh sekolah.
Ujian Nasional (UN) dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik, sebagai hasil dari proses pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Namun kini pelaksanaannya dicanangkan menggunakan sistem UNBK secara menyeluruh.