Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Minta Tentara Filipina Tidak Serbu Lokasi Penyanderaan WNI

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengaku belum tahu kebijakan perusahaan untuk membayar tebusan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pemerintah Minta Tentara Filipina Tidak Serbu Lokasi Penyanderaan WNI
Foto: IBTimes
Gerilyawan Abu Sayyaf 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencanannya, perusahaan tempat bekerja sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayaf, akan membayar tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengaku belum tahu kebijakan perusahaan untuk membayar tebusan.

Menurutnya, pemerintah juga tidak bisa melarang.

"Terus terang kami tidak tahu. Pemerintah tidak mendorong dan tidak memahami itu," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan, di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (20/4/2016).

Walaupun demikian, pemerintah tetap berupaya membebaskan para sandera melalui jalur diplomasi, dengan dibantu oleh pemerintah Filipina, tempat di mana para sandera ditahan.

"Filipina sendiri sangat kooperatif. Oleh karena itu pemerintah Filipina tidak merencanakan juga serangan (ke lokasi penyanderaan), takut korban banyak," terangnya.

Hal tersebut kata dia merupakan bagian dari permintaan pemerintah Indonesia, untuk menjamin keselamatan WNI yang disandera di Filipina Selatan

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas