TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) harus segera memeriksa data dan CTTV di LP Lubuk Pakam, Sumatera Utara.

Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane menganggap pemeriksaan data dan CCTV tersebut penting untuk mengetahu ada tidaknya polisi lain yang terlibat dalam kasus suap AKP Ichwan Lubis.

"Ini perlu dilakukan agar diketahui siapa saja polisi yang pernah mengunjungi bandar narkoba Tony alias Toge yang diduga menyuap Rp 2,3 miliar kepada AKP Ichwan Lubis Kasat Reskrim Narkoba Polres Pelabuhan Belawan," kata Neta dalam siaran persnya, Selasa (26/5/2016).

IPW mendesak kasus suap terhadap Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan tersebut bisa dibongkar tuntas dan tidak hanya menjerat AKP Ichwan saja.

Neta berharap BNN bisa mengungkap semua polisi yang diduga pernah menerima uang suap dari Tony.

"Satu caranya adalah membuka data dan CCTV orang-orang yang pernah mengunjungi Tony di LP Lubuk Pakam dan kemudian membongkar rekening mereka," ucapnya.

Meliat luasnya jaringan Tony, bukan mustahil ada polisi lain yang terlibat dan menerima suap.

"Bisa juga sejumlah oknum dari instansi lain dan ini menjadi tugas BNN untuk membongkarnya," kata dia.

Neta mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan kasus suap yang menimpa AKP Ichwan.

Kasus serupa bukan kali pertama dimana oknum polisi bermain-main dengan bandar narkoba, khususnya di Sumatera Utara.

"Namun kasus di Belawan ini lebih mengejutkan karena BNN menemukan uang Rp 2,3 miliar di rumah polisi tersebut," ucapnya.

Berulangnya kasus polisi terlibat narkoba merupakan puncak gunung es yang diduga lebih banyak lagi oknum polisi yang diduga terlibat narkoba.

Bagaimana pun kasus di Belawan semakin menunjukkan bahwa narkoba makin sulit di berantas di negeri ini sebab bandar natkoba makin banyak memperalat aparat penegak hukum.

IPW berharap Polri senantiasa bersikap terbuka terhadap aparatnya yang terlibat narkoba dan memaparkannya kepada publik secara berkala.