Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Meradang Ruang Pertemuan Ba'asyir Seperti Akuarium

Keluarga protes keras atas kebijakan Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat yang mengawasi secara ketat Ba'asyir.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keluarga Meradang Ruang Pertemuan Ba'asyir Seperti Akuarium
Tribunnews.com/Imanuel Nicolas
Ustaz Abu Bakar Baasyir di Lapas Gunung Sindur 

"Jika selama ini ada bukti-bukti beliau mengajarkan terorisme, maka mari silakan dibuktikan dalam proses persidangan, proses pembuktian yang legal di negeri ini, sehingga kemudian bisa diambil tindakan. Jangan kemudian diambil keputusan secara sepihak, dipahami secara sepihak, lalu memberi perlakuan seperti itu," tantangnya.

Ia menegaskan sebagai anak dan sebagai pengunjung lapas tidak pernah diajarkan atau didoktrin oleh Ba'asyir untuk melakukan kekerasan maupun aksi terorisme.

Ia menduga pihak luar salah menyimpulkan atas isi dakwah Ba'asyir yang dilakukan sebelum dan setelah dia berada di balik tahanan.

"Soal ketegasan beliau dalam penerapan syariat Islam selalu dalam posisi mengajak orang-orang untuk kembali menjalani syariat-syariat Islam yang sesuai dan sempurna. Mungkin hal ini bagi beberapa orang dianggap ekstrim keras. Tapi, sebenarnya mereka mereka salah paham. Karena beliau tidak mengajarkan itu. Beliau justru menolak bentuk segala pemaksaan, kekerasan, apalagi pemaksaan dalam agama," urainya.

Ia mencontohkan, Ba'asyir menolak dan menyesalkan aksi sekelompok orang yang melakukan pengeboman di Starbuck dan pos polisi Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016, yang menewaskan empat pelaku dan empat warga sipil.

"Kata beliau seperti yang saya tanyakan langsung, beliau menyatakan bahwa pengeboman itu sebuah perlakuan yang salah dan tidak benar. Itu perbuatan yang mengakibatkan pelakunya dan yang terkait itu seharusnya ikut melaksanakan proses hukum yaitu membayar Diyat. Kalau tidak bisa, dia harus puasa dua bulan, karena dia membunuh orang-orang tidak berdosa," kata Rahim mengulangi ucapan Ba'asyir.

Meski protes atas perlakuan ketatnya pengamanan dan pengawasan terhadap Ba'asyir, Rahim bersyukur karena ayahnya yang telah berusia 78 tahun dan tengah menjalani masa isolasi di Lapas Gunung Sindur mendapatkan kebebasan dalam melaksanakan sejumlah kegiatan.

Di antaranya untuk Salat Jumat berjamaah, berolahraga pagi dan berjemur matahari di depan blok tahanan.

Berita Rekomendasi

Hal itu tidak didapatkan oleh Ba'asyir saat masih menjadi napi di Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah sebelumnya.

"Saya tadi sudah ketemu dengan beliau. Alhamdulillah, secara umum kondisi beliau di Lapas Gunung Sindur jauh lebih nyaman dibandingkan di Nusakambangan," akunya. (coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas