Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketum IMM Kembali Terbitkan Buku Terbarunya

Buku ini mengajak pembaca untuk optimistis menjawab tantangan yang memanggil Indonesia untuk menunjukan “taring”nya

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Ketum IMM Kembali Terbitkan Buku Terbarunya
IST
Buku Mengukir Sejarah Merawat peradaban Ijtihad Berkemajuan IMM Untuk Kemanusiaan Universal karya Beni Pramula. 

TRIBUNNEWS.COM - Beni Pramula, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kembali akan menerbitkan buku buah pemikirannya.

Buku ini mengajak pembaca untuk optimistis menjawab tantangan yang memanggil Indonesia untuk menunjukan “taring”nya dengan penuh kepercayaan diri menghadapi tantangan global.

Terbitnya buku ini disebutkan bertujuan untuk mengajak para pembaca untuk menyadari bahwa tantangan bukan hanya datang dari dalam (internal), melainkan juga dari luar (eksternal).

“Sudah letih kita jalan di tempat, lelah saling hujat dan mengumpat, jenuh di internal kita berkutat. Inilah saatnya untuk Merebut Momentum, Meretas Zaman dan bertindak lebih global serta berkemajuan untuk kemanusiaan Universal," tulis Beni dalam sebuah narasi yang terdapat dalam buku.

Ujaran Beni itu juga merupakan kutipan dari judul buku terdahulunya Tahun 2014 lalu berjudul 'Merebut Momentum, Meretas Zaman, Menduniakan Gerakan'.

Dua tahun kemudian setelah penulisan buku pertama, tepat menjelang Muktamar IMM XVII 23-27 Mei mendatang, buku 'Mengukir Sejarah Merawat peradaban Ijtihad Berkemajuan IMM Untuk Kemanusiaan Universal' ini terbit.

Disebutkan, buku ini merupakan pengenjawantahan dari buku sebelumnya, jawaban atau aktualisasi. Bagaimana penulis buku ini merealisasikan apa yang pernah ia tulis.

Berita Rekomendasi

Buku ini, kata Beni yang juga President Asian-African Youth Government mengatakan, membawa angin perubahan untuk Indonesia yang lebih baik dan berkemajuan.

Buku ini juga dikatakan menjabarkan bukti bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bukan organisasi yang eksklusif, namun inklusif dan moderat.

Selain itu buku ini juga memaparkan bentuk representasi masyarakat Indonesia yang optimistis dan memiliki pemikiran terbuka serta semangat juang untuk selalu maju dan berkembang. Spirit Ke-Indonesiaan sangat kental dalam buku ini. Benarkah?

Jawabannya terpapar dalam lembar demi lembaran buku ini.

Berikut adalah beberapa testimoni tokoh terhadap buku berjumlah 430 halaman dan diterbitkan oleh Mediatama Indonesia, Cetakan Pertama April 2016:

 “Tidak banyak anak muda yang mampu berkarya dalam format tulisan. Mereka yang berkemampuan patut diberi apresiasi yang tinggi. Karya ini adalah salah satu diantaranya. Ada sebuah optimisme, nasionalisme dan patriotisme didalamnya saya merekomendasikan untuk dibaca semua kalangan,” kata Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke-13 Periode 2000 – 2005.

Beni Pramula secara kritis menggugah kesadaran kebangsaan kita, serta membangun kepedulian generasi muda atas dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang belum menyentuh kedudukan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, merdeka dan berdaulat. Buku ini akan menggugah setiap anak Bangsa yang membacaya agar terus berkarya mengukir sejarah dan merawat peradaban untuk Indonesia Berkemajuan” Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE.,MM, Ketua MPR RI ke- 15.

"Buku ini dilandasi oleh tekad yang kuat, semangat yang membara dan jiwa yang berapi-api. Beni tidak hanya berteori dalam ide dan pikirannya yang tertuang pada buku ini atau terdahulu. Namun secara praksis gerakan ia turun langsung kelapangan untuk mengaktualisasikan amanah kepememimpin dan mencita-citakan perubahan serta perbaikan bagi Negerinya. Bangsa ini membutuhkan Sukarno-Sukarno Muda dimasa depan. Teruslah berkarya untuk Indonesia Berkemajuan dan Membaca buku ini dapat menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme," Rahmawati Soekarno Puteri, Putri Presiden Pertama RI/Dewan Pertimbangan Presiden RI 2007-2009, dan Pendiri Yayasan Pendidikan Sukarno.

Indonesia merdeka berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan Negara Republik Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini kesadaran founding father menuntun kesadaran fikir dan kesadaran spiritual bangsa Indonesia dalam mengayuh bahtera Indonesia mewujudkan cita cita kemerdekaanya. Interaksi kesadaran fikir dengan kesadaran spiritual yang terintegrasi dalam tuntunan nilai-nilai kebenaran ilahi menjadi titik tolak peradaban yang meninggikan derjat manusia Indonesia. Menapak perjalanan bangsa 70 tahun Indonesia merdeka, timbul pertanyaan peradaban apa yg sedang kita bangun ketika realitas ketimpangan sosial yg semakin dalam, jurang kaya miskin serta korupsi yang tinggi sehingga identitas Negara dengan kemanusiaan yang adil dan beradab tidak membumi. Membangun kesadaran generasi muda khususnya mahasiswa dan pemuda satu keharusan karena pendidikan tinggi tanpa membangun kesadaran fikir dan spritual hanya melahirkan manusia narsis pragmatis miskin solidaritas. Sebagai aktifis IMM yang sarat dengan pengalaman pergerakan kemahasiswaan Beni tidak kenal lelah menggugah kesadaran nalar intelektual untuk Indonesia yang beradab” M.S Kaban, Menteri Kehutanan Republik Indonesia ke-9  2004 - 2009.

Sebuah karya monumental dari tokoh gerakan mahasiswa dan Pemuda Nasional Plus Global " Beni Pramula"‎, Buku ini Tidak Hanya Berisi Kritik Tajam dan Koreksi Terhadap Proses Berbangsa dan Bernegara, namun juga mampu menghadirkan ide dan gagasan cerdas sebagai tawaran solusi bagi indonesia berkemajuan yang lebih bermartabat. Membaca karya president AAYG ini, membawa kita ke alam realitas indonesia yang sesungguhnya, buku yang menyegarkan, mencerdaskan dan merangsang siapa saja yang membaca nya menjadi progresif revolusioner dalam ber-indonesia,” Tan Taufiq Lubis, President Of Organitations Islamic Coorperations Youth/OIC Youth Indonesia.

"Sebagai sahabat gerakan, Kami kerap bertemu nyaris saban hari dengan Tum Ben (Beni Pramula). Dia sangat semangat ketika bicara persoalan kebangsaan apalagi tentang ide ide perubahan. Dia anak muda yang mampu padukan leksis dan praksis. Ketika disodori naskah buku ini awalnya biasa saja buat saya karena nyaris setiap hari dalam Gerakan “Luruskan Kiblat Bangsa” kami sama-sama mengelaborasi pemikiran. Namun membuka halaman pertama saya terus membuka dan tidak melewatkan setiap kalimat pada halaman berikutnya hingga rampung. Buku ini memberikan gambaran tentang wacana dan gerakan sosialnya selama ini,” Karman BM, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia GPII).


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas