Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perusahaan Patra Maritime Line Lebih Utamakan Keselamatan ABK Ketimbang Bisnis

"Kalaupun mau putar lewat jalur lain, terlalu sulit. Jadi memang harus kita tunda. Kami tidak pikirkan bisnis, itu masih bisa lah kami cari yang penti

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Perusahaan Patra Maritime Line Lebih Utamakan Keselamatan ABK Ketimbang Bisnis
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Warga Negara Indonesia yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016).Sepuluh Anak Buah Kapal WNI disandera kelompok bersenjata sejak 26 Maret 2016 lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Patra Maritime Lines lebih mementingkan keselamatan para ABK yang disandera kelompokAbu Sayyaf ketimbang bisnis yang mereka jalankan.

Komisaris PT Patra Maritime Lines, Loudy Irwanto Elias, mengatakan pihaknya untuk sementara menghentikan bisnisnya menggunakan jalur laut yang kini ditutup pemerintah karena dianggap berbahaya.

"Kalaupun mau putar lewat jalur lain, terlalu sulit. Jadi memang harus kita tunda. Kami tidak pikirkan bisnis, itu masih bisa lah kami cari yang penting ABK kami selamat," katanya di Kantor Kemententerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5/2016).

Dirinya juga mengatakan bahwa sepuluh ABK yang sebelumnya disandera kelompok Abu Sayyaf masih akan dipekerjakan di perusahaannya.

Seluruh hak-hak para ABK juga akan dipenuhi perusahaan layaknya pegawai lain.

Selain itu, para ABK yang sempat disandera selama sebulan lebih akan mendapatkan anggaran intensif kemanusiaan atas hal yang telah terjadi kepada diri mereka.

Berita Rekomendasi

"Iya ada intensif kemanusiaan nanti karena jujur, mereka sudah mengalami masa-masa sulit sepanjang sejarah hidup mereka," kata Loudy.

Dia berharap agar empat WNI lainnya yang juga disandera Abu Sayyaf dapat dibebaskan secara baik dan pulang dalam kondisi sehat.

Menurut Loudy mereka yang masih ditahan merupakan WNI meski bukan bagian dari perusahaannya.

"Namanya misi kemanusiaan jangan sampai membeda-bedakan. Semua harus diatasi dengan baik, mereka juga orang Indonesia," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas