Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Semoga Pemerintah Selalu Ingat Masih Ada Empat Warganya yang Berada di Ujung Tanduk

Keluarga Rian hanya bisa pasrah menunggu informasi upaya pembebasan yang dilakukan pemerintah terhadap empat ABK TB Henry yang masih disandera.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Semoga Pemerintah Selalu Ingat Masih Ada Empat Warganya yang Berada di Ujung Tanduk
TRIBUN/SANOVRA JR
Rinaldi (baju biru) disambut oleh keluarga saat tiba di Bandara International Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Selasa (3/5/2016) malam. Rinaldi (25) merupakan Anak Buah Kapal (ABK) pandu Brahma yang menjadi salah satu korban sandera kelompok militan Filipina Abu Sayyaf. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga Mochamad Ariyanto Misnan (Rian) hanya bisa pasrah menunggu informasi upaya pembebasan yang dilakukan pemerintah terhadap empat Anak Buah Kapal (ABK) TB Henry yang hingga kini masih disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina.

Keluarga Kapten Kapal TB Henry yang tinggal di Jalan Garuda 6, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, hanya bisa pasif menunggu perkembangan upaya pembebasan.

Tak banyak upaya menemui perusahaan atau pihak lainnya yang mereka lakukan.

Sang Ibunda Rian, Melisa Ginting, dan adik-adik Rian hanya menanti kabar dari depan layar televisi sambil berdoa agar ada kabar kelanjutan upaya pembebasan.

"Kita sekeluarga was was, terus nonton berita televisi. Karena informasi sekarang, kita hanya pantau dari berita. Kita berharap cepat selamat," ujar Kakak kedua Rian, Mochamad Indra Purwanto kepada Tribunnews saat ditemui di kediamannya, Jumat (6/5/2016).

Lantaran rasa kekhawatiran terhadap kondisi Rian, membuat nafsu makan Melisa menurun drastis. Kecemasan dengan selalu menunggu kabar di televisi dan menunggu telepon kabar tentang anaknya itu membuat ibu lima anak tersebut abaikan makan.

Kabar terakhir dari pemerintah didapat saat pemulangan 10 ABK TB Brahma Minggu 1 Mei lalu. Saat itu perwakilan pemerintah menelpon menginformasikan jika negosiasi sedang berlangsung.

Berita Rekomendasi

"Belum dapat kabar lagi, terakhir ketika pemulangan 10 ABK," kata Indra.

Informasi terakhir yang didapat adalah penyandera meminta uang tebusan sebesar 200 juta peso untuk pembebasan empat ABK TB Henry. Masing-masing orang bernilai 50 juta peso.

"Jadi kalau ingin dibebaskan keempat-empatnya harus ada 200 juta peso, kita hanya bisa diam saja menunggu langkah perusahaan dan pemerintah," katanya.

Indra berharap, pemerintah jangan sampai lupa dengan empat orang ABK Indonesia yang masih disandera Abu Sayyaf.

Ia berharap upaya pembebasan ABK TB Henry sama gencarnya dengan 10 ABK TB Brahma 12 yang akhirnya bisa kembali ke tanah air secara sehat walafiat.

"Pemerintah semoga selalu ingat jika masih ada empat warganya yang berada di ujung tanduk," harap Indra.

Penyanderaan empat ABK TB Henry terjadi tiga pekan setelah kelompok Abu Sayyaf menyandera 10 ABK TB Brahma di perairan Filipina.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas