Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Jokowi: Apa Pernah Saya Marah?

Ia justru kembali bertanya kepada awak media terkait isu kemarahannya itu.

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Presiden Jokowi: Apa Pernah Saya Marah?
Harian Warta Kota/henry lopulalan
RESMIKAN SE - Presiden Joko Widodo memberi sambutan ketika meresmikan Pencanangan Sensus Ekonomi (SE) 2016 dan pembukaan rapat koordinasi teknis SE 2016 di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (26/4). Jokowi memerintahkan agar Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi satu-satunya sumber data pemerintah untuk memudahkan pengambilan kebijakan yang sesuai. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menanggapi isu dukungan Istana terhadap Calon Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto membuat dirinya marah.

Presiden tidak menjawab secara tegas.

Ia justru kembali bertanya kepada awak media terkait isu kemarahannya itu.

"Apakah pernah saya marah?" ujar Presiden lalu kembali masuk ke Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla membenarkan, bahwa ada pejabat setingkat menteri yang mencatut nama Presiden Joko Widodo, demi salah satu Calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.

Kepada wartawan di kantor Badan Urusan Logistik (Bulog), Jakarta Selatan, Selasa (10/5/2016), Jusuf Kalla mengatkan bahwa tidak betul Presiden berpihak, dan Presiden tidak senang namanya dicatut untuk kepentingan politik.

"Marah malah dikatakan begitu, itu ingin saya tekankan, dan presiden minta itu disiarkan bahwa presiden sama sekali tidak berpihak," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Kata dia, tidak mungkin Presiden ikut menentukan Ketua Umum DPP Partai Golkar, karena Presiden bukanlah kader partai berlambang pohon beringin itu.

Presiden menurutnya juga menghindari intervensi, seperti yang kerap dilakukan pemerintah di era orde baru.

"Apalagi diberitakan mendukung seseorang yang dulu justru menciderai Presiden dan wakil presiden, mengatasnamakan, menjual nama presiden," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas