Priyo Janji Hapus Mahar Politik untuk Kepala Daerah
"Mereka akan kita prioritaskan jika maju menjadi kepala daerah."
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Calon Ketua Umum Partai Golkar, Priyo budi Santoso menegaskan tak akan meminta mahar bagi calon kepala daerah dari Golkar.
“Pilkada serentak adalah batu ujian. Konflik menimbulkan suara Golkar di pilkada turun. Pilkada akan digunakan merebut kepemimpinan bupati dan gubernur," ujar Priyo.
"Kalau saya jadi ketua umum Golkar saya pastikan tidak akan meminta mahar politik bagi pimpinan DPD Golkar yang ingin jadi kepala daerah,” kata Priyo di acara kampanye caketum Partai Golkar wilayah I Sumatera di Hotel Grand Angkasa Medan tersebut, Senin (9/5/2016).
Kata Priyo, para ketua DPD itu adalah kader yang sudah berkeringat dan berlumpur memperjuangkan Golkar.
"Karena itu mereka akan kita prioritaskan jika maju menjadi kepala daerah," imbuh Priyo.
Selain menghapus mahar Pilkada, program yang kedua adalah pengambilan keputusan di Golkar tidak harus terpusat.
Priyo ingin melibatkan pengurus Golkar di daerah untuk mengambil keputusan penting di daerahnya.
“Penentuan pimpinan DPRD tidak harus semua ditentukan terpusat oleh Jakarta. Jakarta hanya mengesahkan saja. Saya akan bersama DPP dan Kabupaten/Kota untuk menentukan calon gubernur, bupati, dan wali kota, tidak harus ditentukan pusat,” kata Waketum Golkar ini.
Priyo juga kembali menyinggung keinginannya untuk menjadikan kantor DPP Golkar sebagai pusat komandp.
Namun tidak hanya untuk kader Golkar melain sebagai pusat untuk mendengarkan aspirasi rakyat.
“Saya akan menjadikan kantor DPP Golkar menjadi pusat komando dan kantor rakyat. Tanpa aktivitas itu, kantor Golkar sepi seperti kuburan," katanya.
"Saya ingin masyarakat bisa menyampaikan aspirasi terbuka di kantor DPP Golkar,” tegas mantan Wakil Ketua DPR RI ini.
Selain itu Priyo juga memaparkan keinginannya kembali membangun jalur ABG yang menjadi pondasi kekuatan Golkar di masal lalu.
"Yang saya bangun keluarganya, bukan ABRI dan birokratnya. Akan ada purnawirawan yang saya ajak membangun partai. Dari polisi, guru, PNS yang kemarin agak alpa kita sentuh. Plus aktivis-aktivis yang selama ini juga alpa disentuh Golkar," kata Priyo.
Ia juga ingin menempatkan tokoh-tokoh Golkar dekat dengan masyarakat, dengan pers, dan aktivis.
Priyo menilai tokoh parpol tidak boleh menjaga jarak, apalagi memakai gaya borjuis saat berhubungan dengan masyarakat.
Perubahan politik, menurutnya, memberi karpet merah, memberi kesempatan kaum muda, energic and fresh.
Konsekuensi, katanya lagi, mana kala sebuah partai dipimpin yang penuh topeng berisiko bagi Golkar. Buat kampanye legislatif dan pilpres.
“Berikutnya, saya akan mengedepankan politik luhur, yang mengedepankan tata krama. Golkar bukan cuma pemburu kekuasaan semata tapi bila dikehendaki akan mengabdi bukan untuk Golkar tapi untuk masyarakat,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.