Jembatan Darurat Ini Dibangun Warga Secara Swadaya agar Anak-anak Tak Lagi Naik Rakit
"Itu sebagai penanganan darurat bencan dari desa, sebagai tindakan supaya bisa dilalui oleh masyarakat terutama anak-anak sekolah."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG BARAT- Prihatin anak-anak harus menyeberang sungai menggunakan rakit untuk berangkat dan pulang sekolah, warga Desa Rancapanggung sukses membangun jembatan darurat secara swadaya.
Jembatan ini membentang di Kampung Panbuaran RT 2/11 Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dan bisa digunakan warga sejak Kamis (12/5/2016).
Ratusan siswa dari Kampung Pabuaran RW 11, Gembong RW 12, dan Bonjot RW 13 tidak lagi harus menyeberang menggunakan rakit untuk mengikuti UN atau pergi ke sekolah.
Hari Jumat (13/5) ini merupakan hari terakhir anak-anak siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas VI melaksanakan UAM (Ujian akhir madrasah) di MI Muslimin Cikadu, Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat.
Sejak kemarin, sejumlah siswa sudah dapat menyeberang sungai menggunakan jembatan darurat yang dibuat oleh pihak desa.
"Itu sebagai penanganan darurat bencan dari desa, sebagai tindakan supaya bisa dilalui oleh masyarakat terutama anak-anak sekolah," kata Kepala Desa Rancapanggung Nandang di kantornya hari ini.
Pembuatan darurat tersebut dibangun oleh warga secara swadaya dengan menggunakan anggaran desa.
Karena pihaknya menunggu bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga tidak kunjung ada, sementara warga mendesak.
"Warga yang melakukan pemasangan (menyambung rakit) dengan jembatan swadaya. Sejauh ini belum ada komunikasi terkait pembuatan jembatan darurat dari BPBD," katanya.
Sementara Jembatan darurat kata Suherman (45) ketua RW 11 Kampung Pabuaran, dibuat atas dasar inisiatif warga dengan meminta bantuan langsung kepada pihak desa.
Pembuatan dilakukan di hari Kamis secara swadaya oleh masyarakat.
"Kami buat Kamis malam, kami juga menembok jalan untuk akses menuju jembatan darurat tersebut," katanya.
Berdasarkan pantauan Tribun di lokasi sudah terdapat jembatan darurat yang terbuat dari bambu membentang di tengah sungai.
Warga menyambung rakit yang sudah ada dengan material bambu. Jembatan tersebut dibuat sepanjang sekitar 20 meter dengan lebar sekitar 1.5 meter.
Selain itu warga juga menembok akses jalan dari atas jalan ke bawah menuju jembatan darurat di sungai Ciminyak tersebut, dari arah Kampung Bonceret.
Sementara, dari arah Kampung Pabauran belum dilakukan penembakan dikarenakan faktor cuaca, rencananya akan dilakukan malam ini.
Jembatan darurat tersebut sekarang dipakai masyarakat beraktifitas. Banyak siswa-siswi sekolah SD, SMP dan SMA yang melintasi jembatan tersebut.
Bahkan sejumlah kendaraan juga memaksa melintasi jembatan bambu tersebut.