Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Luhut Panjaitan: Saya Enggak Mau Terulang Aklamasi yang Dipaksakan

Luhut bahkan sempat memanggil sejumlah calon Ketua Umum Partai Golkar yaitu Setya Novanto, Priyo Budi Santoso, dan Indra Bambang Utoyo.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Luhut Panjaitan: Saya Enggak Mau Terulang Aklamasi yang Dipaksakan
Amriyono Prakoso/Tribunnews.com
Luhut Binsar Panjaitan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, BADUNG - Menkopolhukkam Luhut Binsar Panjaitan ternyata terus mengikuti perkembangan Munaslub Partai Golkar.

Mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu tetap berada di Bali sampai acara munaslub selesai.

Luhut bahkan sempat memanggil sejumlah calon Ketua Umum Partai Golkar yaitu Setya Novanto, Priyo Budi Santoso, dan Indra Bambang Utoyo, Minggu (15/5/2016).

Dalam kesempatan itu Luhut mengaku menyampaikan pesan agar dalam pemilihan ketua umum tidak dipaksakan sistem aklamasi.

"Intinya saya enggak mau terulang aklamasi-aklamasi yang dipaksain dan direkayasa. Ya biar saja demokrasi. Apapun hasilnya nanti, ok," kata Luhut di Hotel Mulia, Nusa Dua, Badung.

Pada Senin (16/5/2016) Munaslub Golkar mengagendakan pemilihan ketua umum.

Berita Rekomendasi

Luhut menyatakan tak ditugaskan Presiden Joko Widodo memantau secara langsung Munaslub Golkar. Namun, Luhut mengaku akan berada di Bali sampai penyelenggaraan Munaslub Bali selesai.

Luhut mengakui telah meminta izin kepada Presiden Jokowi.

"Besok (hari ini) saya izin sehari mau join Golkar," kata Luhut.

Terkait pertemuan dengan para calon ketua umum, Luhut menyatakan bertanya kepada mereka soal perkembangan Munaslub.

"Saya berpesan, jangan ada yang nggak gentle. Semua dipanggil kok," katanya.

Luhut menegaskan dirinya tidak menginginkan partai berlambang pohon beringin itu kembali mengalami konflik. Ia meminta pemilihan ketua umum sesuai dengan AD/ART sehingga tidak terjadi lagi perpecahan.

Pasalnya, harga yang dibayar karena perpecahan sangat mahal. "Belajar dari pengalaman, beberapa waktu lalu ada nakal-nakal jadilah perpecahan jangan lah itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas