Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sinaksak Center: Terpilihnya Setya Novanto Politik Balas Budi?

Dalam pemilihan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto sendiri mendapat suara sangat signifikan di atas 50 persen (277 suara).

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Sinaksak Center: Terpilihnya Setya Novanto Politik Balas Budi?
IST
DR Osbin Samosir, Peneliti Sinaksak Center. 

TRIBUNNEWS.COM -  Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar sudah usai.

Setya Novanto terpilih dengan mundurnya Ade Komaruddin dari kemungkinan putaran kedua.

Politik balas budi telah ditunjukkan oleh Ade Komaruddin kepada mentor sekaligus seniornya, Setya Novanto.

Dukungan pemerintah lewat tangan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan memastikan Partai Golkar kelak akan ada di lingkaran yg mendukung kebijakan pemerintahan Jokowi.

Demikian disampaikan oleh DR Osbin Samosir, peneliti Sinaksak Centre di Jakarta.

Dalam pemilihan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto sendiri mendapat suara sangat signifikan di atas 50 persen (277 suara).

"Mundurnya Ade Komaruddin yang mendapat suara 31 persen (173 suara) adalah bentuk balas budi Ade Komaruddin kepada saran dan anjuran Aburizal Bakrie mantan Ketua Umum dan kepada Setya Novanto yang sempat jadi pesakitan sebagai Ketua DPR RI akibat masalah kode etik," ungkap Osbin Samosir melalui rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com.

Menurut Osbin yang juga dosen Ilmu Politik UKI ini, perolehan suara cukup besar Ade Komaruddin sebagai seorang junior dan baru saja mendapat jabatan strategis sebagai Ketua DPR RI sebagai "hibah" dari ketua lama Aburizal Bakrie dan Setya Novanto, tentu saja sangat mengecewakan kubu Setya Novanto.

"Perkiraan sederhananya, dengan bergeraknya semua jaringan SN dan ARB serta LBP, mestinya pemilihan cukup satu putaran, dan ternyata harapan itu meleset," kata Osbin Samosir

Osbin menambahkan bahwa ke depan, sosok SN yg merupakan kader terbaik Aburizal Bakrie dan dukungan konkrit dari pemerintah melalui LBP akan membuat kepemimpinan Partai Golkar kembali ke fitrahnya sebagai pendukung pemerintah.

"Yang dibutuhkan segera adalah konsolidasi internal untuk merangkul seluruh elemen Partai Golkar untuk bersatu kembali khususnya dengan kubu 6 (enam) calon lain yg sempat menjadi pesaingnya. Sebuah pekerjaan yg tidak terlalu sulit bagi Ketua Umum terpilih," tegasnya. (*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas