Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei LSI: Pasca Munaslub Golkar Perlu Branding Baru

Karena pengalamannya Golkar bisa bangkit lagi, sejauh partai berlambang pohon beringin ini tak hanya melakukan suksesi

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Survei LSI: Pasca Munaslub Golkar Perlu Branding Baru
Tribunnews.com/ Ferdinand Waskita
Setya Novanto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –- Pasca Munaslub Partai Golkar dan terpilihnya Setya Novanto menjadi ketua umum menggantikan Aburizal Bakrie yang duduk sebagai Ketua Dewan Pembina, bisakah Gokar berjaya kembali?

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), mayoritas publik sebesar 64,5 persen menyatakan Golkar bisa bangkit lagi sejauh muncul dengan branding baru, dengan gagasan, program dan tokoh representatif Golkar ke publik yang segar dan menjanjikan.

"Golkar pernah terpuruk ketika jatuhnya Orde Baru di tahun 1998. Namun karena pengalamannya, Golkar bisa bangkit lagi menjadi juara pemilu legislatif di tahun 2004. Golkar kembali terpuruk karena kisruh kepengurusan lebih dari satu tahun 2014-2016 lalu," kata peneliti LSI Ardian Sopa di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (18/5/2016).

Namun publik meyakini, karena pengalamannya Golkar bisa bangkit lagi, sejauh partai berlambang pohon beringin ini tak hanya melakukan pergantian ketum dan kepengurusan saja.

"Untuk jaya lagi, Golkar perlu branding baru, roh baru, gagasan baru, strategi baru yang lebih besar ketimbang pergantian kepengurusan biasa," kata Ardian.

Untuk diketahui survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai tanggal 2 sampai 7 Mei 2016, menjelang Munaslub Golkar.

Berita Rekomendasi

"Survei ini bertujuan menangkap aspirasi masyarakat terkait babak baru Golkar paska munaslub. Survei menggunakan multistage random sampling dengan 1200 responden di 34 propinsi di Indonesia melalui Quickpoll," kata Ardian.

Dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen LSI juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview.

Hasilnya, sebesar 12,8 persen publik meyakini solusinya adalah Golkar menjadi pemimpin oposisi yang konsisten. Hanya sebesar 7,9 persen yang meyakini solusinya adalah Golkar dipimpin oleh ketua umum baru yang tak bermasalah.

"Masalah Golkar kini memang lebih dari sekedar pengurus baru atau re-positioning di pemerintahan, tapi sebuah branding baru," katanya.

Mayoritas yang mengharap branding baru Golkar ini merata di semua segmen pemilih. Namun ia lebih kuat di segmen pemilih kota, pendidikan tinggi, ekonomi menengah atas. Mereka adalah segmen yang lebih punya akses terhadap informasi.

"Pemilih kota sebanyak 68,5 persen mengharapkan Golkar menampilkan branding baru. Untuk pemilih desa, sebanyak 62,6 persen mengharapkan branding baru," katanya.

Sementara pemilih dengan ekonomi menengah atas, mayoritas (66,6 persen) mengharapkan Golkar branding baru. Begitu pula dengan Pemilih kalangan terdidik, mayoritas (67,8 persen) menginginkan Golkar branding baru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas