Cak Imin Senang Semangat Membaca Alquran Tumbuh Kembali
Semangat masyarakat membaca kitab suci Alquran pun tumbuh kembali.
Editor: Hasanudin Aco
![Cak Imin Senang Semangat Membaca Alquran Tumbuh Kembali](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ngaji_20160520_001220.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Sekalipun gerakan Nusantara Mengaji telah ditutup beberapa minggu lalu, namun spirit gerakan Nusantara Mengaji yang diinisiatori Abdul Muhaimin Iskandar masih terus menggelora. Semangat masyarakat membaca kitab suci Alquran pun tumbuh kembali.
Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas dalam acara 'Khaflah Akhirrussanah' atau khataman Alquran menjelang Ramadhan yang digelar di Pondok Pesanteren (Ponpes) Al Fadlu Walfadhilah, Kaliwungu, Kendal, Kamis (19/5/2016) malam ini.
Acara tersebut dipimpin langsung Pengasuh Ponpes Al Fadlu Walfadhilah, KH Dimyati Rois, dan dihadiri langsung inisiator Nusantara Mengaji Abdul Muhaimin Iskandar, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Abdul Kadir Karding, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri, Menteri Desa Marwan Ja'far dan anggota DPR RI Fadhan Subchi, Alamudin Dimyati Rois, Ketua DPW PKB Jateng M Yusuf Chudlori dan Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman.
Inisiator Nusantara Mengaji yang sekaligus Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan, perjuangan hari ini adalah perjuangan meneruskan cita-cita perjuangan keagamaan para masyayikh.
"Perjuangan itu kemudian masuk dalam sendi sendi kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan serta sosial kemasyarakatan," katanya.
Cak Imin panggilan akrab Abdul Muhaimin Iskandar berkata, perjuangan ini adalah tindak lanjut dari seluruh rangkaian dari perjuangan ahlusunnah wal jamaah.
"Munculnya Mbah Dim dan Gus Alam yang duduk di legislatif adalah lanjutan perjuangan Ahlusunnah Waljmaah," katanya.
Cak Imin menyerukan agar seluruh kekuatan harus bersatu memperjuangan ahlsunnah wal jamaah. Sebagi umat Islam terbesar di dunia, ahlusunnah wal jamaah mampu menjaga kedamaian umat Islam untuk melakukan ibadah.
"Kita harus bersyukur sebagai umat Islam di Indonesia yang damai, bebas beribadah, dan tidak terpecah belah. Keadaan inilah yang merupakan hasil jerih payah para kiai. Ini lah yang harus dipertahankan terus menerus. Harus kita syukuri keadaan ini," tuturnya.
Cak Imin mengatakan, meskipun demikian masih banyak persoalan bangsa ini yang harus diatasi bersama-sama. Para menteri mempunyai tugas mensejahterakan masyarakat.
"Pekerjaan rumah yang lain masih banyak. Kaum santri masih kalah terus dalam berpolitik. Kita masih berada dalam posisi belum menjadi penentu utama dalam kebijakan," katanya.
Belum lagi dalam sektor ekonomi, tutur Cak Imin, seluruh aset nasional, pemain utamanya adalah hanya sekelompok kecil. Tantangan yang lain dalam bidang pemerintahan dan kenegaraan.
"Tetapi saya semakin hari semakin yakin, para santri akan terus menunjukkan optimismenya. Dengan kedalaman ilmu dan mempunyai basis, tidak mustahil para santri akan ke tengah dan memimpin negeri ini," tandasnya
Sementara itu, Sekjend DPP PKB Abdul Kadir Karding memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap warga nahdliyin yang sangat menghargai dan mengingat dengan baik perjuangan para pendahulunya.
"Terima kasih atas penghormatan kepada Pak Muhaimin," ujarnya.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Ja'far mengatakan, pondok pesantren tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama. Tetapi juga tempat untuk mendidik para santri untuk mencintai Tanah Air dan Bangsa.
"Contohnya, santri harus menjadi garda terdepan dalam memerangi narkoba. Para santri harus menjauhi narkoba.
Selain itu, ujar Marwan, akhir-akhir ini muncul gerakan keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran Ahlusunnah. Namun, gerakan itu jangan dimusuhi. Ajak mereka berdamai.
"Dakwah harus dengan damai. Mari kita ajak mereka yang terlibat dalam gerakan radikalisme ke jalan kita. Tidak hanya santri tetapi juga jamaah seluruhnya," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.