Panglima TNI Ingatkan Pemuda Soal Proxy War
"Pemuda harus mempunyai mimpi yang harus diraih dan di tempuh dengan berdoa, fokus, optimis, action, fleksibel, buat great networking/jaringan, keep l
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menganggap ancaman kedepan semakin nyata dan perlu diantisipasi sejak dini.
Karena itu para pemuda harus menjadi agen perubahan agar muncul energi sosial.
Menurutnya, kaum muda harus selalu di depan dan berperan penting dalam pembangunan.
Selain itu pemuda harus menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat dan harus selalu menggunakan akal pikiran serta nuraninya dalam bertindak.
Disini lah peran mahasiswa yang tak lain adalah pahlawan bangsa dimana mahasiswa adalah pelajar dengan derajat paling tinggi dan mahasiswa adalah agen untuk perubahan sebetulnya untuk mengalahkan proxy war.
"Negara kita sudah memiliki semuanya, yakni Pancasila dan semangat gotong royong, maka mari hidupkan lagi melalui civitas akademik ini," kata Gatot dihadapan ribuan warga Universitas Tanjungpura, Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat, Kamis (19/05/2016).
Jenderal Gatot Nurmantyo juga menyampaikan bahwa, proxy war saat ini berlatar belakang energi dan pada saat ini semakin nyata dengan adanya pergeseran konflik dunia.
Menurutnya, saat ini sisa cadangan energi dunia, hanya cukup untuk 45 tahun kedepan dan akan habis jika tidak ditemukan penggantinya.
"Karena konsumsi energi 2025 meningkat 45 persen, sedangkan peningkatan energi pada tahun 2007-2009 juga memicu kenaikan harga pangan dunia mencapai 75 persen," katanya.
Lanjut Panglima TNI, di sisi lain, hanya negara-negara yang dilintasi ekuator yang mampu bercocok tanam sepanjang tahun.
Negara tersebut diantaranya Amerika Latin, Afrika Tengah, dan Indonesia.
"Sementara itu, jumlah penduduk dunia akan mencapai 12,3 miliar, itu akan terjadi di tahun 2043, jumlah tersebut tiga kali lipat melebihi daya tampung bumi," kata Gatot.
Dirinya menuturkan bahwasanya di dunia ini hanya ada 2,5 miliar penduduk yang tinggal di garis ekuator, sementara untuk sisa penduduknya ada sejumlah 9,8 miliar yang berada di luar ekuator.