Novanto Diingatkan Tidak Bawa Golkar Seperti Era Orde Baru
Golkar harus bisa menunjukkan paradigma baru kemandirian dan tidak lagi kembali seperti dulu
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung mengingatkan pengurus DPP Partai Golkar yang baru untuk terus memperlihatkan percaya diri atau confidence meski mendukung pemerintahan Jokowi-JK.
Golkar harus bisa menunjukkan paradigma baru kemandirian dan tidak lagi kembali seperti dulu menjadi perangkat untuk melegitimasi apapun yang diinginkan kekuasaan.
“Golkar sudah menetapkan untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Namun demikian saya perlu mengingatkan agar Partai Golkar tetap memperlihatkan percaya diri dan terus bisa menunjukkan kemandirian dan tidak lagi menjadi alat atau perangkat untuk melegitimasi apapun keinginan penguasa dan kembali dikooptasi pemerintah. Sebagai parpol Golkar harus bisa mandiri,” ujar Akbar di Jakarta, Selasa (24/5/2016) menanggapi isu bahwa Partai Golkar dibawah kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto akan berada dibawah ketiak pemerintah.
Dukungan Partai Golkar pada pemerintah menurut Akbar sebaiknya dilaksanakan sejalan dengan keinginan rakyat.
”Jika memang program-program pemerintahan Jokowi pro rakyat, maka Partai Golkar tentu harus mendukungnya. Jadi tidak asal mengiyakan semua keinginan pemerintah saja. Golkar juga harus mampu melaksanakan fungsi check and balance walaupun pada hakikatnya Golkar mendukung pemerintah. Hal ini justru akan meningkatkan kualitas demokrasi,” ujarnya.
Akbar pun mengingatkan Ketua Umum Partai Golkar yang baru dalam mengambil keputusan politik yang penting tidak berjalan sendirian, namun tetap harus dijalankan melalui aturan organisasi yang baik.
Untuk itu dirinya merasa perlu mengingatkan misalnya terkait soal dukungan kepada Jokowi untuk pilpres 2019 nanti maupun dukungan buat Ahok dalam pilkada DKI Jakarta.
“Memang saya mendengar bahwa Golkar akan mendukung Jokowi dalam pemilu mendatang. Hal seperti ini seharusnya dibicarakan di rapat, baru kesepakatannya diputuskan dalam forum rapimnas. Itu baru aturan organisasi yang baik. Begitu juga soal dukungan pada Ahok dalam pilkada DKI, seharusnya dibicarakan dulu dengan DPD I Golkar DKI,” ujarnya.
Dirinya melihat pernyataan elit-elit Partai Golkar yang akan mendukung Jokowi untuk pilpres 2019 maupun Ahok pada Pilkada DKI Jakarta mendatang, adalah pernyataan spontan saja.
Namun demikian dirinya perlu mengingatkan bahwa meski itu pernyataan pribadi tetap berdampak.
Dia pun mengingatkan Setya Novanto untuk fokus dalam menghadapi pilkada serentak mendatang karena masalah pilpres masih panjang dan lama.
Jangan Anggap Remeh
Dihubungi terpisah, Politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon yakin Setya Novanto tidak boleh dianggap remeh dan menuding bahwa Novanto akan membawa Golkar seperti era orde baru yang patuh saja pada keinginan penguasa.
Setya Novanto menurutnya sudah membuktikan bahwa dirinya mampu meraih posisi puncak di Partai Golkar dengan menjadi ketua umum.
“Jangan underestimate Novanto. Faktanya dia sampai ke posisi sekarang sebagai orang nomer satu di Partai Golkar. Itu realitas bahwa dia mencapai puncak karier sebagai politisi Golkar.Dia menang tidak secara aklamasi namun berjuang dan menang,” katanya.
Soal isu bahwa Setya Novanto akan memberikan dukungan pada Jokowi pada pemilu 2019 mendatang dan akan membuat posisi PDIP akan terlewati, Effendi menanggapi secara santai, bahwa dukungan Golkar pada Jokowi adalah sebuah dinamika politik yang biasa saja.
“Semua jangan geer (red: gede rasa) dulu lah yakin Novanto akan mendukung Jokowi pada 2019. Novanto tuh tipikal politisi yang sejuk dan tidak konfrontatif, dia melaju saja. Salah-salah nantinya malah Novanto yang jadi capres kuat,” ujarnya.