Genjot Pariwisata Langkah Tepat Hadapi Kelesuan Ekonomi
Kita mengapresiasi langkah Menteri Rizal Ramli karena dia paham bahwa bisnis pariwisata sangat dahsyat
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai upaya yang dilakukan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli untuk menggenjot pariwisata menjadi bukti bahwa dia sudah mengenali kekuatan dan potensi Indonesia.
Menteri Rizal Rami sudah menyadari bahwa industri pariwisata menjadi sektor andalan di tengah pelemahan ekonomi domestik.
Pada 2014 sektor pariwisata menyumbang 9,3% dari total PDB nasional dengan devisa sebesar Rp 133,9 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 9,8 juta orang.
"Kita mengapresiasi langkah Menteri Rizal Ramli karena dia paham bahwa bisnis pariwisata sangat dahsyat dan menghasilkan duit," kata Anggota DPD RI, I Gede Pasek Suardika kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (27/5/2016).
Senator asal Bali itu mengatakan, sektor pariwisata adalah salah satu yang tidak begitu terpengaruh terhadap ketidakpastian dan kelesuhan ekonomi dunia.
Karena itu, semangat Menteri Rizal Ramli mendorong sektor pariwisata menjadi sektor unggulan patut diapresiasi.
Bisnis pariwisata, kata dia, adalah bisnis yang paling dahsyat karena pertama, orang datang untuk membelanjakan uang.
Kedua, tidak ada yang hilang dari bisnis ini, karena mereka datang untuk melihat pemandangan atau keunikan suatu daerah.
"Ini bedanya dengan bisnis tambang, di mana alam dirusak dan sebagainya," kata dia.
Ketiga, dampak pariwisata langsung dirasakan masyarakat, seperti penjualan souvenir, penginapan, hotel, kuliner dan sebagainya.
Mengenai berbagai event yang dibuat Menko Rizal Ramli untuk mempromosikan potensi Indonesia, seperti Tour de Flores, Badan Otorita Danau Toba, perencanaan Sail Selat Karimata dan sebagainya, Gede Pasek menilai hal itu penting untuk sosialisasi tentang potensi apa yang menarik.
"Event-event itu sangat penting dan perlu ditingkatkan. Tetapi yang lebih penting lagi adalah mencari jantung-jantung penghasil wisatawan seperti ke Cina, Jepang, dan lainnya," kata dia.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analisis (CBA), Uchok Sky Khadafi mengatakan, di tengah turunnya ekspor Indonesia akibat lesunya perdagangan dunia, sektor pariwisata berpeluang menjadi andalan Indonesia untuk mendulang devisa negara.
Untuk itu, langkah pemerintah melalui Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya serta Kementerian Pariwisata menggenjot pembangunan industri pariwisata Indonesia dinilai sebagai strategi yang tepat.
Uchok mengatakan, upaya menggenjot pembangunan pariwisata guna mendulang devisa merupakan pemikiran yang cerdas, strategis dan memandang jauh ke depan.
Menteri Rizal Ramli sebelumnya menyatakan, pariwisata merupakan sektor yang paling potensial mendatangkan devisa dan paling mudah menciptakan lapangan kerja.
Kebutuhan investasinya pun, kata Rizal, hanya US$ 3 ribu per orang, jauh lebih rendah dari investasi di industri padat modal yang memerlukan US$ 100 ribu per orang.
"Kalau sektor pariwisata tumbuh, maka industri perhubungan, kerajinan dan industri kreatif bakal tumbuh. Pariwisata itu adalah sektor yang bisa menjadi sumber devisa, dan pada suatu saat nanti terbesar di Tanah Air," katanya.