Impor Rektor Asing 'Jauh Panggang Dari Api'
Dia mengungkapkan, China, Singapura dan Arab Saudi memakai orang asing untuk menjadi rektor.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
Untuk Penelitian dari Perguruan Tinggi, lebih lanjut, inilah justru yang seharusnya menjadi perhatian untuk difasilitasi bukan sekedar diancam ,ditarget atau diberatkan dengan berbagai bentuk aturan administratif yang rumit dan normatif sehingga malah menjadi harus memanipulasi karena rumitnya administrasi Penelitian.
"Seorang Dosen untuk bisa meneliti harus bersaing untuk mendapatkan dana dari skema yang ada," kritiknya.
"Bukan seperti di Lembaga-lembaga penelitian yang sudah ada, disediakan dana penelitian," ujarnya.
Namun tuntutan untuk menghasilkan karya yang harus bersaing di jurnal international sangat tinggi. Tidak akan ada kenaikan pangkat tanpa journal. Padahal dana sangat terbatas, itupun kalau dapat.
"Sanggupkah seorang Rektor dari luar negeri mengubah aturan dari Pemerintah tentang Penelitian itu ?" demikian dia mempertanyakan.
Disisi lain kewajiban PT untuk pengabdian kepada Masyarakat yaitu berdasarkan IPTEK yang dikembangkannya itu untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan Bangsa.
Umumnya para peneliti dari PT akan langsung berhubungan dengan Masyarakat sesuai bidangnya.
Dijelaskan kadang ada biaya, namun sering dikeluarkan dari kantong sendiri demi tanggung jawab moral terhadap Masyarakat dan bangsa serta sangat sedikit hal ini dipublikasikan. Karena dianggap hal yang biasa walau baik.
"Sanggupkah seorang Rektor dari luar negeri untuk melaksanakan Pengabdian pada Masyrakat ini?" ujarnya.
SDM di PTN juga saat ini sudah harus sangat diperhatikan penyebarannya. Bagi PTN yang relatif baru justru banyak yang muda-muda.
Tetapi PTN lama justru paling banyak jumlahnya pada usia sekitar lima puluh tahunan.
Diakhir Profesor IPB ini bertanya kepada pemerintah. "Sudahkah Kebijakan Pemerintah juga mendukung Pengembangan PT untuk bersaing? Satu per satu perlu dicermati."