Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalan yang Membawa Komjen Tito Karnavian Jadi Calon Tunggal Kapolri

Presiden menyampaikan pencalonan Komjen Tito Karnavian, satu-satunya menjadi calon Kapolri.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo sudah mengirimkan surat ke DPR, yang berisi rekomendasi Presiden atas pengganti Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti.

Surat tersebut berisi Presiden menyampaikan pencalonan Komjen Tito Karnavian, satu-satunya menjadi calon Kapolri.

Mari kita lihat rekam jejak dan karir jenderal bintang tiga yang sangat membumi namanya di dunia antiterorisme di tanah air?

Irjen Pol Drs H M Tito Karnavian, MA, PhD, lahir di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia pada 26 Oktober 1964 (umur 51 tahun) adalah seorang perwira Polri yang saat ini menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT).

Tito lulus Akademi Kepolisian pada 1987 lalu. Tito tercatat sebagai penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik Angkatan 1987 dan orang pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang dua dalam angkatannya, saat menjabat Kapolda Metro Jaya.

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1987 itu telah meniti sejumlah karir cemerlang di lingkungan Polri.

Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 2001, saat itu Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang merupakan putra mantan Presiden Soeharto dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiudin.

Berita Rekomendasi

Karirnya pun melaju pesat saat Tito bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M Top.

Tito Karnavian yang saat itu berpangkat Kombes kemudian naik pangkat menjadi Brigjen Pol dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Anti Teror.

Tito juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang berhasil melumpuhkan teroris Dr Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur pada 9 November 2005.

Lalu pada 7 November 2005, Tito, yang masih menjabat Kapolres Serang, dihubungi oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Makbul Padmanagara agar bersiap-siap ke Poso, Sulawesi Tengah.

Pukul 02.30 dinihari, Tito langsung berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta. Padahal ia baru kelar terlibat operasi pelacakan gembong teroris Doktor Azhari, yang berperan dalam peledakan Bom Bali II.

Oleh Makbul, Tito diminta membantu pelacakan mutilasi tiga orang siswa di Poso.

Jauh sebelumnya, ketika masih menjadi Kepala Satuan Reserse Umum Polda Metro Jaya, suami Tri Suswati itu sudah memimpin pencarian buron kasus Badan Urusan Logistik (Bulog), Soewondo.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas