'JEERA: Second Chance', Karya Penghuni Lapas yang Bertaubat
Tas, dompet serta aksesoris lain, dia buat menggunakan kulit ular yang didatangkan dari Jawa Timur.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga pemasyarakatan sejatinya adalah tempat di mana seorang terhukum dapat kembali ke masyarakat dengan sejumlah nilai lebih.
Lepas dari sejumlah stigma buruk yang melekat, Suyitno (40) adalah satu di antara contoh positif bagaimana seorang terhukum bisa membuat hal yang bersifat positif.
Sutiyono adalah penghuni lapas Cipinang yang ditahan karena mengkonsumsi narkoba. Ia akhirnya mencoba untuk memperbaiki dirinya selama di lembaga pemasyarakatan.
Dia yang awalnya tidak percaya diri untuk membuat sebuah kerajinan tangan, akhirnya memutuskan untuk mencoba hal baru dengan membuat tas dan juga beberapa aksesoris lainnya.
Berbekal pengalaman yang ala kadarnya dan pelatihan disiplin saat di jeruji besi, Suyitno atau biasa dipanggil Anay akhirnya memutuskan untuk berani berkreasi.
"Saya cuma ingat, saya ini punya keluarga, punya anak, saya tidak mau begini-begini saja," tuturnya saat ditemui di Rutan Cipinang, Jakarta, Kamis (23/6/2016).
Dibantu dengan lima rekannya yang lain, Anay berhasil membuat tas dengan berbagai macam bentuk dengan kualitas yang baik.
Tas, dompet serta aksesoris lain, dia buat menggunakan kulit ular yang didatangkan dari Jawa Timur.
Harga untuk satu tas JEERA : Second Chance juga beragam, mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Tas tersebut juga hanya diproduksi maksimal lima buah untuk tipe yang sama.
Untuk pemasaran, dirinya merasa terbantu dengan adanya kerjasama dari pihak Lapas dan KNPI DKI Jakarta yang mengadakan MoU agar pemasaran bisa maksimal.
Ketua DPD KNPI DKI Jakarta, Gusti Arief mengatakan bahwa pihaknya hanya membantu memasarkan produk kerajinan lapas yang dinilai mempunyai potensi untuk bersaing di pasaran.
"Kami membantu saja, ternyata banyak potensi yang bisa dikembangkan dari Lapas ini. Jangan lihat latar belakangnya lah. Kalau memang mampu, kenapa tidak dibantu?" tambahnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, produk JEERA : Second Chance juga sudah merambah ke pasar luar negeri. Sehingga memungkinkan juga untuk dikenal masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM, Yassona Laoly yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa produk itu telah dipakai oleh anaknya di rumah dan dirinya siap jika didapuk menjadi brand ambassador.
"Ini salah satu bukti dari pelatihan yang kami kembangkan selama ini. Saya siap jadi modelnya kalau yang merancang mau, he he he," katanya saat sambutan.
Yasonna juga berjanji ke depan, pihaknya akan terus mencanangkan program pelatihan agar para narapidana dapat mengembangkan produk dan kreatifitasnya selama di dalam Hotel Prodeo itu.
"Kalau mau berubah pasti bisa. Jangan jadikan alasan ruang yang terbatas ini untuk membatasi kreatifitas," ucap Yasonna.