Anggota DPR yang Ditangkap KPK Kerap Bengong dan Gemetaran di Dalam Sel Tahanan
Beginilah I Putu Sudiartana, menjalani hari pertama di sel tahanan Polres Jakarta Selatan, sejak Kamis (30/6) dini hari.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR dari Partai Demokrat, I Putu Sudiartana, menjalani hari pertama di sel tahanan Polres Jakarta Selatan, sejak Kamis (30/6) dini hari.
Tak banyak kegiatan dilakukan di tempat itu. Ia kerap bengong dan gemetar lantaran masih syok.
"Saya sempat ngobrol dengannya. Saya tanya, bagaimana keadaannya. Putu bilang baik. Tapi, saya tak percaya. Karena saat saya salaman dengannya, tangannya gemetar. Saya cek dadanya, juga berdetak cepat. Waktu diminta tulis identitas di kertas, tangannya gemetar dan tulisannya nggak bisa terbaca," ujar petugas tahanan Polres Jaksel, Kamis.
Setelah perbincangan beberapa saat, Putu baru mengakui dirinya masih syok setelah ditangkap petugas KPK. Ia kerap bengong karena memikirkan nasib istri dan anak-anaknya.
Putu ditangkap di rumah dinasnya, Kompleks Perumahan Dinas DPR, Ulujami, Selasa lalu. Saat itu istri dan anak Putu melihat penangkapan tersebut. "
Kasihan anak saya masih ada yang kecil," begitu ujar Wakul Bendahara Umum DPP Partai Demokrat itu.
Petugas tahanan Polres Jaksel menuturkan, Putu dalam kondisi fisik yang baik saat memasuki tahanan. Namun, tidak demikian dengan kondisi psikisnya.
Putu ditempatkan di sel seluas sekitar 3x3 meter persegi, lantai 5, Gedung Polres Jaksel. Ia tinggal sendiri di sel tersebut.
"Dia nggak satu kamar dengan Sanusi (tersangka kasus suap Raperda Reklamasi Teluk Jakarta)," ujar petugas rutan tersebut.
Menurutnya, tahanan ada di lantai 4 dan 5. "Sanusi sudah dipindah kamar, tapi masih di lantai 4. Yang di lantai 5 sama dengan Putu itu ada Saleh Bangun (mantan Ketua DPRD Sumatera Utara, terpidana 4 tahun kasus penerima suap dari Gubernur Sumut, Gatot Pudjo Nugroho), Julia Prasetyarini (staf anggota DPR Damayanti Wisnu Putranti), dan Bambang (terpidana kasus korupsi)," paparnya.
Menurutnya, tak ada pemberian fasilitas istimewa kepada Putu kendati dirinya seorang anggota DPR.
Hanya ada fasilitas kamar MCK berukuran 1x1,5 meter persegi untuk 'bersih-bersih' dan kasur tipis beralas triplek untuk alas tidurnya di sel tersebut.
"Yah, dia tidur di kasur tipis seperti matras itu. Pernah ada tahanan yang minta pakai AC. Saya tolak. Karena sudah pasti akan ketahuan, nanti listrik se-polres bisa drop karena nggak kuat," katanya.
Ia mengatakan, setiap tahanan, tak terkecuali anggota Dewan, harus mengikuti tata tertib rutan, termasuk pakaian yang dikenakan.
Oleh karena itu, ia mengaku sempat menegur dan memerintahkan Putu melepaskan topi baseball dan mengganti pakaian yang dikenakan karena terkesan mewah.
"Dia sejak pagi tidak diperbolehkan dibesuk. Waktu saya ke kamarnya, ia masih pakai topi putih dan kemeja lengan panjang abu-abu tua berkilau dan masih licin. Saya minta topi dan pakaiannya diganti baju dan celana pendek seperti tahanan lain,," ungkapnya. (abdul qodir)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.