Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Nazaruddin dan Putu Bukti Posisi Bendahara Partai Masih Rentan Korupsi

Partai berlambang Mercy itu harus menyikapi ini secara serius dengan melakukan penindakan tegas.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kasus Nazaruddin dan Putu Bukti Posisi Bendahara Partai Masih Rentan Korupsi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Komisi III I Putu Sudiartana (rompi orange) keluar dari gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/6/2016). Putu bersama empat orang lainnya ditahan KPK usai ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan suap proyek rencana pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat senilai Rp 300 miliar. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pegiat antikorupsi menilai Partai Demokrat belum berhasil memperbaiki integritas para kader dan pengurusnya.

Hal itu, kata Manajer Advokasi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi (YAPPIKA), Hendrik Rosdinar, sangat terlihat kembali ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan pengurus Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Wakil Bendahara Umumnya I Putu Sudiartana.

"Tertangkapnya I Putu Sudiartana (Wabendum Demokrat) oleh OTT KPK menunjukkan kalau Partai Demokrat belum berhasil memperbaiki integritas para pengurusnya," ujarnya kepada Tribun, Sabtu (2/7/2016).

Untuk itu menurutnya, Partai berlambang Mercy itu harus menyikapi ini secara serius dengan melakukan penindakan tegas.

Jika bersikap difensif, menurutnya, maka akan bisa membuat partai SBY ini semakin terpuruk.

Tertangkapnya I Putu Sudiartana ini juga lanjutnya, menunjukkan bahwa posisi bendahara partai masih rentan terhadap tindak pidana korupsi.

"Tanggung jawab penggalangan dana partai menjadi pintu bagi terjadinya korupsi," katanya.

Berita Rekomendasi

Paling tidak kasus M Nazaruddin dan sekarang I Putu Sudiartana, kembali menujukkan Partai Demokrat gagal menunjuk seorang bendahara yang berintegritas.

"Padahal seharusnya mereka belajar atas kasus Nazarudin. Pengelolaan dana partai politik yang tertutup juga menjadi akar adanya perilaku korup di organ bendahara partai," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas