Kasus Nazaruddin dan Putu Bukti Posisi Bendahara Partai Masih Rentan Korupsi
Partai berlambang Mercy itu harus menyikapi ini secara serius dengan melakukan penindakan tegas.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pegiat antikorupsi menilai Partai Demokrat belum berhasil memperbaiki integritas para kader dan pengurusnya.
Hal itu, kata Manajer Advokasi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi (YAPPIKA), Hendrik Rosdinar, sangat terlihat kembali ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan pengurus Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Wakil Bendahara Umumnya I Putu Sudiartana.
"Tertangkapnya I Putu Sudiartana (Wabendum Demokrat) oleh OTT KPK menunjukkan kalau Partai Demokrat belum berhasil memperbaiki integritas para pengurusnya," ujarnya kepada Tribun, Sabtu (2/7/2016).
Untuk itu menurutnya, Partai berlambang Mercy itu harus menyikapi ini secara serius dengan melakukan penindakan tegas.
Jika bersikap difensif, menurutnya, maka akan bisa membuat partai SBY ini semakin terpuruk.
Tertangkapnya I Putu Sudiartana ini juga lanjutnya, menunjukkan bahwa posisi bendahara partai masih rentan terhadap tindak pidana korupsi.
"Tanggung jawab penggalangan dana partai menjadi pintu bagi terjadinya korupsi," katanya.
Paling tidak kasus M Nazaruddin dan sekarang I Putu Sudiartana, kembali menujukkan Partai Demokrat gagal menunjuk seorang bendahara yang berintegritas.
"Padahal seharusnya mereka belajar atas kasus Nazarudin. Pengelolaan dana partai politik yang tertutup juga menjadi akar adanya perilaku korup di organ bendahara partai," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.