Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satgas Penanganan Vaksin Palsu Diminta Tidak Tebang Pilih untuk Tangkap Pelaku

Anggota Komisi IX DPR Robert Rouw mengaku prihatin dengan penyebaran vaksin palsu yang masif di tengah masyarakat.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
zoom-in Satgas Penanganan Vaksin Palsu Diminta Tidak Tebang Pilih untuk Tangkap Pelaku
http://dinimon.com
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Robert Rouw mengaku prihatin dengan penyebaran vaksin palsu yang masif di tengah masyarakat.

Ia menilai, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi selama ini.

"Kemenkes dan BPOM harus bertanggung jawab atas peredaran vaksin palsu selama ini di masyarakat. Negara membiarkan ini terjadi bertahun-tahun, ini harus segera dihentikan," kata Roberth dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/7/2016).

Politikus asal Papua itu berharap, Kemenkes dapat berkoordinasi dengan baik dengan BPOM dan Polri dalam mengusut jalur distribusi vaksin palsu dari hulu hingga ke hilir.

Apalagi saat ini satgas penanganan vaksin palsu sudah terbentuk. Sehingga, peredaran vaksin palsu bisa dengan mudah dihentikan.

"Jalur distribusi vaksin palsu harus di putus, kita harus hentikan. Kemenkes BPOM dan Polri harus mengusut ini hingga tuntas," tuturnya.‎

Robert juga meminta kepada Satgas penanganan vaksin palsu untuk bekerja secara profesional dalam menjerat dan menghukum pelaku, baik itu pembuat ataupun distributor.

Berita Rekomendasi

"Tangkap si pembuat dan distributor vaksin palsu, jangan tebang pilih, hukum seberat-beratnya," serunya.

Selain itu, Ia juga menyesali kinerja BPOM dalam hal pengawasan produk kesehatan tidak bekerja dengan baik. Sebab, sudah 13 tahun dari sejak 2003 lalu peredaran vaksin palsu telah tersebar di masyarakat.

Meski efek samping dari vaksin palsu tersebut belum diketahui, akan tetapi hal tersebut sangat membahayakan bagi dunia kesehatan di Indonesia.

"Kinerja pengawasan BPOM sangat lemah dan terkesan tidak berguna, 13 tahun sudah kita kebobolan dengan vaksin palsu. Itu baru satu produk kesehatan yang sudah ketahuan palsu, dan mungkin masih banyak produk kesehatan lain yang palsu dan lebih membahayakan dan berefek pada kematian bagi masyarakat," sesal Robert.

Karena itu, ia mendukung langkah Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek dalam pemberian sanksi kepada Rumah Sakit dan tenaga kesehatan yang membeli serta menggunakan vaksin palsu tersebut dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Harus ada sanksi tegas bagi mereka yang sudah mengetahui dan malah menggunakan vaksin palsu tersebut," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas