Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agus Si Pengecer Koran dan Rezeki Jelang Lebaran

Jelang lebaran, Agus mengakui ada saja orang yang memberikan uang lebih kepadanya saat membeli koran.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Agus Si Pengecer Koran dan Rezeki Jelang Lebaran
Ferdinand Waskita/Tribunnews.com
Agus, saat diwawancarai tak jauh dari kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (3/7/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Agus (45) terlihat duduk di lobi Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Agus menjadi satu di antara beberapa orang yang menerima bingkisan saat mengikuti acara peresmian Posko Mudik PKS yang digelar di halaman kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (3/7/2016).

Agus tak sendiri. Ia bersama Joni (90) pria asal Comal, Pemalang, Jawa Tengah menerima bingkisan sembako dari Presiden PKS Sohibul Iman.

Sohibul menceritakan Joni merupakan pemulung barang plastik. Usia renta membuat Joni tidak dapat mengangkat bingkisan sendirian serta sulit berkomunikasi.

"Pak Joni tinggal di asrama para pemulung," kata Sohibul.

Sementara, Agus berprofesi sebagai pengecer koran di perempatan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Berita Rekomendasi

Tak jauh dari kantor DPP PKS, Tribunnews.com, sempat mewawancarai Agus secara singkat. Sebab, selepas pemberian bingkisan, ia masih harus berjualan koran kembali.

Agus mengaku menjadi pengecer koran di kawasan tersebut semenjak tahun 2000. Ia mengakui penghasilannya menurun tajam akhir-akhir ini.

Biasanya, ia mengambil koran 100 ekslempar per hari dari berbagai media cetak untuk dijual di perempatan lampu merah.

"Saya cuma mengasong koran. Kalau habis ya paling bisa bawa pulang gocap (Rp 50ribu), Om," katanya lalu tersenyum.

Tetapi bila penjualan sedang sepi, terkadang Agus harus  mengganti uang koran tersebut. Sebab, koran tersebut tak bisa dikembalikan kepada loper koran.

"Kalau saya pengecer, kalau sepi malah bisa nombok Rp 200 ribu, itu kalau enggak habis. Namanya juga pengecer jalanan," tutur ayah tiga anak itu.

Kadang, Agus menceritakan adanya pengemudi yang tidak membayar korannya. Saat diberikan koran ternyata lampu lalu lintas berganti ke hijau tanda kendaraan harus jalan, pengemudi pun membawa koran tanpa membayar.

"Ya gimana Om. Pas ada yang beli koran, eh mobil belakangnya minta koran juga. Pas saya ngelayanin mobil yang belakang, mobil yang depan sudah jalan, belum bayar," tutur Agus.

Namun, Agus mengakui masih ada orang baik yang melintasi jalan tersebut.

Jelang lebaran, Agus mengakui ada saja orang yang memberikan uang lebih kepadanya saat membeli koran.

"Ada yang kasih Rp 100 ribu, ada juga Rp 200 ribu. Kita terima saja, terima kasih," katanya.

Ia mengatakan uang tersebut digunakannya untuk pulang ke kampung halamannya di Bandung. Biasanya Agus pulang ketika usai lebaran ketika jalur mudik sudah kembali normal.

"Saat sepi jalanan, baru saya pulang ke Bandung, silaturahmi," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas