Ibu-ibu Rumah Tangga Mulai Keluhkan Harga Sayur Mayur
Masih minimnya pasokan sayur mayur dan bumbu dapur, berimbas pada melonjaknya harga-harga di pasaran.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Meskipun sudah arus balik namun belum semua warga kembali ke ibu kota.
Buktinya, pagi ini Minggu (10/7/2016) sebagian lapak penjual di pasar-pasar masih banyak yang kosong karena ditinggal mudik pemiliknya.
Alhasil masih minimnya pasokan sayur mayur dan bumbu dapur, berimbas pada melonjaknya harga-harga di pasaran.
Hal ini membuat para ibu rumah tangga menjerit. Terlebih selain harga sayuran yang mahal, ukuran per ikat sayuran juga makin kecil.
"Apa-apa mahal semuanya, apalagi sayuran biasa harga Rp 1000 per ikat sekarang jadi Rp 2000 per ikat. Terus ikatannya makin kecil. Cabe juga mahalnya ampun-ampunan, beli Rp 5000 gak boleh, harus beli seperempat," ungkap Endang, pembeli sayur di Pasar Pagi Pekayon.
Meskipun mahal Endang tetap saja membeli sayuran tersebut, karena selama Lebaran sangat sulit mendapatkan sayur mayur.
"Yah mau gimana lagi, dari pada gak makan sayur. Bosen juga selama Lebaran makan daging terus jadi orang semua nyarinya sayur," terang Endang.
Lebih lanjut, Sri penjual sayur mayur juga mengamini mahalnya sayur karena pasokan belum lancar. Moment ini rupanya menjadi berkah tersendiri bagi warga Temanggung itu.
"Harga sayuran mahal, tapi tetap habis ludes. Yah berkah Lebaran. Paling minggu depan harga sudah normal kembali. Pasokan sayur dari daerah sudah banyak yang masuk," tambah Sri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.