Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Mengusung Isu Keterhubungan dalam KTT ASEM

Indonesia memandang perlu ditingkatkan keterhubungan antar negara

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Indonesia Mengusung Isu Keterhubungan dalam KTT ASEM
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Gedung Kemenlu RI, Jakarta, Rabu (13/5/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, yang didampingi Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, akan mewakili Indonesia dalam Asia Europe Meeting (KTT ASEM) ke-11 Tahun 2016, yang digelar pada tanggal 15 -16 Juli 2016, di Ulan Bator, Mongolia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan dalam KTT tersebut ada sejumlah hal yang dibahas, antara lain perubahan iklim, konektivitas, pertumbuhan yang berkesinambungan, terorisme dan kondisi politik dunia saat ini.

"Buat Indonesia, yang menjadi perhatian penting dan juga akan diangkat adalah terkait upaya mendorong mereaktivasi kerjasama ekonomi ASEM, serta isu konektivitas di ASEM," ujarnya dalam press briefing, di kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Kamis (14/7/2016).

Indonesia memandang perlu ditingkatkan keterhubungan antar negara yang berpartisipasi di KTT ASEM.

Selain melalui pembangunan infrastruktur, hal itu juga bisa dicapai dengam peningkatan kerjasama antar partisipan.

"Sehingga tak hanya konektivitass infrastruktur tetapi juga konektivitas dalam konteks ekonomi, perdaganan, investasi," ujarnya.

Isu yang juga menjadi perhatian Indonesia lainnya, yaitu di bidang pendidikan. Karena Indonesia akan menjadi ASEM Education Secretariat untuk 2013-2017 mendatang.

BERITA REKOMENDASI

Indonesia juga akan meminta dukungan untuk menjadi tuan rumah dua kegiatan besar dalam rangka ASEM, salah satunya adalah pertemuan antar menteri transportasi.

Di Ulan Bator, Jusuf Kalla diagendakan untuk menemui sejumlah perwakilan negara partisipan KTT, membicarakan penungkatan kerjasama.

Namun daftar perwakilan yang akan ditemui, belum bisa dipastikan sepenuhnya.

"Kita akan melihat jadwal masing-masing kepala negara. Sudah ada beberapa negara yang sudah fix (pasti), seperti Belanda, Myanmar, Ceko, Estonia dan Jepang," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas