Polri Minta Orang Tua Korban Vaksin Palsu tak Bertindak Anarkis
Polri mengimbau para orang tua yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu tidak melakukan tindakan anarkis
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri mengimbau para orang tua yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu tidak melakukan tindakan anarkis saat menyampaikan protes di rumah sakit atau klinik.
"Terkait munculnya gejolak sosial yang ada, kami minta masyarakat tidak melakukan tindakan anarkis yang bisa berakibat pada korban. Kami mengimbau untuk hentikan tindaka-tindakan anarkis," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Menurut Martinus, imbauan kepolisian ini dikeluarkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pasca-diumumkannya 14 rumah sakit, sejumlah dokter, bidan dan fasilitas kesehatan, yang diduga memberikan vaksin palsu ke para pasien bayi/anak. Diketahui, sudah banyak orang tua yang mendatangi rumah sakit dan klinik-klinik untuk memprotes lantaran anaknya diberikan vaksin palsu.
Martinus mengingatkan, tindakan anarkis warga bisa berpotensi menimbulkan masalah baru terhadap mereka yang notabene-nya adalah korban.
Ia menambahkan, penyidik Direktorat II Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri akan menyelidiki kasus vaksin palsu ini dengan sebaik mungkin hingga tuntas.
"Kami akan terus melakukan penyelidikan terhadap praktik penyimpangan seperti vaksin palsu ini. Tentu kami akan lakukan tindakan yang tegas terhadap pelaku praktik-praktik curang dan praktik-praktik penipuan, baik yang produksi, distribusi maupun tenaga medis yang sengaja menggunakan atau memberikan vaksin palsu," tandasnya.