Masinton: Punya Segudang Pengalaman Budi Gunawan Cocok Jadi Kepala BIN
Budi Gunawan kata Masinton, dalam posisi apapun itu sangat memungkinkan untuk menggantikan Sutiyoso
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan, Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan sangat tepat jika ditunjuk menggantikan Sutiyoso menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Apalagi menurutnya, kinerja Sutiyoso selama ini tidak ada yang luar biasa.
"Ya biasa-biasa saja, tidak luar biasa namanya," kata Masinton saat dihubungi wartawan, Minggu (17/7/2016).
Anggota Komisi III DPR RI ini menjelaskan, kewenangan untuk pengangkatan atau pencopotan Kepala BIN termasuk menteri kabinet itu sepenuhnya ada ditangan Presiden Joko Widodo. Akan tetapi, apabila nama Budi Gunawan benar dipilih untuk menggantikan Sutiyoso tentu sangat baik.
"Kalau pengangkatan Kepala BIN itu kewenangan presiden, kemudian apakah (pengangkatan Budi Gunawan) tepat ya sangat tepat," katanya.
Budi Gunawan kata Masinton, dalam posisi apapun itu sangat memungkinkan untuk menggantikan Sutiyoso mengingat kapasitas kemampuan pengalaman, pengalaman serta jaringan beliau sangat luas baik menteri atau Kepala BIN.
"Artinya, dalam posisi apapun Pak BG sudah sangat layak dan memadai secara kapasitas pengetahuan, jaringan dan pengalaman," katanya.
Selain itu, jenderal bintang tiga ini juga disebut sosok yang memiliki segudang pengalaman dalam memimpin institusi Polri. Bahkan, kemampuan beliau dalam menjalin hubungan dengan penegak hukum yang lain juga tidak diragukan lagi.
"Pengalaman Pak Budi Gunawan dalam memimpin institusi kepolisian sangat bagus, apalagi jaringannya yang memadai atau cukup luas. Memang fungsi-fungsi intelijen yang dibutuhkan tipikal seperti Pak Budi Gunawan, bekerja dengan teliti, hati-hati dan cermat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari menilai kinerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso belum memuaskan karena masih banyak teror yang menghantui Indonesia, terakhir aksi bom di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah.
Anggota Fraksi PKS ini mengatakan, kinerja intelijen bisa dikatakan sukses apabila mampu menggagalkan seluruh rencana terorisme. Artinya, kalau masih ada yang kecolongan dengan aksi teror itu perlu meningkatkan kewaspadaan lagi.
"Kalau kejahatan itu tidak terjadi mampu diantisipasi oleh intelijen, itu baru intelijen sukses. Kalau masih terjadi berarti intelijen masih gagal," kata Abdul Kharis.