Tewasnya Santoso Tak Terlepas dari Efek Operasi Teritorial
Sebelumnya kelompok Santoso dibantu warga desa-desa sekitar yang menjadi simpatisan karena sebelumnya sudah dipengaruhi oleh ajaran mereka.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tewasnya Santoso, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sekaligus gembong teroris paling dicari selama lima tahun terakhir tak terlepas kesuksesan upaya penindakan tim Satgas Khusus operasi Tinombala TNI/Polri.
Itu juga efek dari Operasi Teritorial (Opster) Sintuwu Maroso yang digelar Kodam VII Wirabuana.
Kepala Penerangan Kodam VII Wirabuana, Letnan Kolonel Infantri Alamsyah menerangkan, Opster yang menitikberatkan pada upaya kegiatan sosial, ekonomi dan penyadaran ideologi masyarakat Poso, secara tidak langsung memutus logistik, pengaruh hingga membuat kelompok Santoso makin terdesak ke dalam hutan.
"Sebelumnya kelompok Santoso dibantu warga desa-desa sekitar yang menjadi simpatisan karena sebelumnya sudah dipengaruhi oleh ajaran mereka," ujar Alamsyah, Kamis (21/7/2016).
Ia menerangkan, Opster telah dimulai sejak 4 Juni 2016 dan direncanakan berlangsung selama 90 hari di 27 desa dari 17 kecamatan Kabupaten Poso.
membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan, wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara bagi masyarakat Poso. Hal itu dalam rangka menegakkan kewibawaan pemerintah dan kedaulatan NKRI.
Sejumlah kegiatan dalam Operasi Teritorial yang dilakukan oleh personel TNI bersama anggota Polri, aparat pemda, tokoh di desa-desa tersebut, di antaranya membuka lahan garapan sawah dengan warga sebagai penggarapnya, membangun irigasi, menyumbang traktor, memperbaiki rumah-rumah kumuh hingga membangun rumah ibadah.
Selain itu, para aparat bersama tokoh agama dan adat juga memberikan penanaman wawasan kebangsaan, bela negara, hingga pencerahan bahwa gerakan radikal yang dilakukan kelompok Santoso hanya menyengsarakan masyarakat.
Operasi Teritorial memberikan dukungan pelaksanaan operasi penindakan Tinombala, hingga membuat kelompok Santoso terdesak ke dalam hutan dan pegunungan. Sebab, logistik dan pengaruhnya terhadap masyarakat telah terputus.
"Operasi Teritorial itu melawan kelompok Santoso tanpa senjata api. Tapi, dengan melawan opini dan keyakinannya," ujarnya.
"Selain mendukung Operasi Tinombala, Operasi Teritorial juga untuk memutus upaya perekrutan kelompok Santoso dalam mencari anggota baru di masyarakat Poso," tandasnya.