Menko PMK Bermain Bersama Anak Mataram
“Siapa yang mau jadi guru?” tanya Puan dihadapan ribuan anak-anak yang hadir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Orang tua harus sering berbicara dengan anak-anaknya, apa yang mereka inginkan dalam hidupnya. Apa cita-cita dan kemauan anak-anak. Tugas orang tua adalah membimbing, mengarahkan dan mendidiknya.
Anak-anak harus menikati masa kecilnya dengan baik. Orang tua yang selalu peduli dengan anak-anaknya bisa jadi akan selalu tampil awet muda.
“Kita harus mau menjadi pelindung bagi anak-anak Indonesia. Resep awet muda, salah satunya adalah peduli terhadap anak-anak,” kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani dalam Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (23/7/2016).
Anak-anak perlu dorongan dan motivasi agar selalu semangat dan giat dalam belajar, mengejar cita-citanya. Itulah yang coba dilakukan Puan Mahani ketika melakukan dialog dengan sejumlah anak-anak di acara HAN tersebut.
“Siapa yang mau jadi guru?” tanya Puan dihadapan ribuan anak-anak yang hadir.
“Bukan saya!” teriak Cahya, siswi kelas VI SDN 2 Mataram. Puan kaget dengan jawaban tidak biasa Cahya. Ia memanggilnya ke panggung dan menanyakan apa yang dicita-citakannya. “Saya mau jadi dosen di universitas, bukan guru!”
Dengan senyum ceria Cahya mengaku tertarik untuk belajar Ilmu Matemtika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Atas hal itu, Puan mengkonfirmasi dengan memanggil teman sekolahnya dan membenarkannya. Cahya dan temannya pun diberi hadiah sepeda.
Puan juga memberi sepeda kepada dua bocah yang mengenakan seragam polisi dan tentara, yang masing-masing berpangkat jenderal. Keduanya dipanggil karena berlarian di depan panggung acara saat Puan sedang berpidato.
Seorang bernama Rafael dengan tangan memegang uang pecahan Rp 5.000 dan lainnya Aftur. “Kamu sedang apa?” tanya Puan. Sambil tersenyum malu dan menggenggam uangnya, Rafael menjawab mau membeli es krim.
Kedunya pun dibeli es krim dan dihadiahkan sepeda. “Siapapun harus membuat anak-anak senang. Semua kita harus melindungi anak-anak Indonesia, membuat mereka menikmati masa pertumbuhannya. Maka simbol kita adalah payungnya merah putih. Artinya, Indonesia melindungi seluruh anak Indonesia,” katanya.
Puan menunjukkan wujud pedulinya terhadap anak-anak dengan ikut bermain bersama di lapangan terbuka tersebut. Di antaranya, ia ikut berlari-lari dalam permainan ular naga bersama puluhan anak dan main kanu (lompat tali dari karet). Puan mengaku menyukai permain ular naga yang sudah ada sejak dahulu kala.
Ia ikut berlari berjingkrak-jingkrak selama satu putaran dengan puluhan remaja dalam permainan ular naga bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yambise.
Puan juga berdialog dengan sejumlah anak-anak yang sedang bermain masak-masakan. “Kami sedang bikin plecing kangkung,” kata Putri sambil tersenyum ketika ditanya. Seakan tak banyak peduli, ia sibuk menata kangkung yang sedang dipegangnya.
Semua permainan anak-anak tersebut dipusatkan di Taman Impian Anak Nusantara. Di tempat tersebut tersedia sejumlah permainan dari hasil kreasi anak-anak sendiri. Puan mengaku suka dengan tata Taman Impian Anak Nusantara tersebut karena semuanya terbuat dari bahan bambo. Menurutnya, anak-anak memiliki banyak kreasi jika diberi motivasi, dukungan dan dorongan untuk mengekspresikan dirinya.