Hukuman Mati di Indonesia Justru Meningkat
Faktanya eksekusi 14 orang besok akan jadi yang terbanyak sepanjang sejarah republik ini.
Editor: Johnson Simanjuntak

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Al Araf, Direktur Imparsial mengatakan bahwa efek jera yang ingin diberikan pemerintah Indonesia kepada terpidana kasus narkoba hanya omong kosong belaka.
"Faktanya eksekusi 14 orang besok akan jadi yang terbanyak sepanjang sejarah republik ini. Sebelumnya tidak pernah ada eksekusi sebanyak itu dalam satu waktu," ujarnya di sela penandatanganan petisi menolak hukuman mati di Kantor Lubis Santosa Maramis (LSM), Equity Tower SCBD, Senayan, Kamis (28/7/2016).
Ia menambahkan bahwa pemberian hukuman kepada terpidana bergeser dari bertujuan membalas menjadi koreksi sosial.
"Kalau banyak yang pakai narkoba di Indonesia itu pasti banyak yang ditiru. Yaitu aparatur-aparatur negara," katanya.
Ia pun memberi saran kepada Presiden Joko Widodo untuk lebih memperhatikan pengamanan di batas wilayah untuk menjaga masuknya narkoba ke dalam negeri.
"Hukuman mati bukan solusi. Lalu apa fungsinya lembaga pemasyarakatan bila akhirnya yang berbicara hukuman mati," ujarnya.