Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Hadapan Regu Tembak Tiga Terpidana Ini Menyanyi

Rina mengenal dekat tiga di antara empat terpidana mati yang dieksekusi tersebut.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Di Hadapan Regu Tembak Tiga Terpidana Ini Menyanyi
Harian Warta Kota/henry lopulalan
JENASAH HUKUM MATI - Jenasah Michael Titus Igweh salah satu hukum mati di Nusakambangan di semayamkan di rumah duka Bandengan, Jalan Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (29/7/2016). Empat orang dari 14 terhukum mati telah di eksekusi pada Jumat malam. Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, A Prianggoro

TRIBUNNEWS.COM, CILACAP – Ke luar dari Nusakambangan Cilacap, Rina Eklesia, terlihat mengembangkan senyumnya saat melewati puluhan wartawan di depan Dermaga Wijaya Pura, Jumat (29/07/2016) sekitar pukul 04.00.

Saat itu proses eksekusi terhadap empat terpidana mati baru saja selesai.

Rina mendampingi tiga terpidana mati sebelum mereka dihadapkan regu tembak pada menit-menit terakhir.

“Saya peluk mereka satu per satu,” kata Rina kepada Tribunnews, Jumat (29/07/2016).

Rina  merupakan seorang pendeta yang sering memberikan bimbingan rohani kepada para terpidana di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, sejak tahun 2002.

Rina mengenal dekat tiga di antara empat terpidana mati yang dieksekusi tersebut.

Berita Rekomendasi

Ketiganya yaitu Seck Osmane asal Senegal, Michael Titus Eighweh (Nigeria), dan Humphrey Ejike alias Doctor (Nigeria).

Menurut Rina, ketiga terpidana mati itu tidak sedih atau bahkan menangis ketika dihadapkan regu tembak yang akan membunuh mereka.

“Tidak ada raut kesedihan, apalagi menangis. Tidak, tidak, mereka tidak menangis. Mereka justru bernyanyi pada detik-detik terakhir sebelum ditembak. Mereka menyanyi dan memuji Tuhan,” ujarnya.

“Saya bersukacita karena bisa mendampingi mereka, saya pikir ketiganya punya iman yang luar biasa. Kalau berbicara kematian, saya kira itu satu keuntungan bagi mereka karena ketiganya kini bisa terbebas dari segala hal,” kata Rina.

 Selama beberapa tahun belakangan ini, Rina  setiap sebulan sekali  memberikan pelayanan rohani kepada para terpidana di Nusakambangan.


Meski demikian, Rina menempatkan diri bukan sebagai pendeta, tapi sebagai kakak dan ibu ketika bertemu kepada para terpidana.

"Selama belasan tahun di penjara, mereka berperilaku baik. Mereka selalu hadir setiap ada pelayanan rohani.  Ketiganya merupakan tokoh gereja di dalam lapas,” ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas