Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Djan Faridz: Kerusuhan Tanjung Balai karena Hilangnya Kultur Toleransi

Djan Faridz mengaku prihatin melihat peristiwa kerusuhan pembakaran rumah dan rumah ibadah di Tanjung Balai.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Djan Faridz: Kerusuhan Tanjung Balai karena Hilangnya Kultur Toleransi
Dok
Pembakaran di Tanjung Balai Sumut. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz mengaku prihatin melihat peristiwa kerusuhan pembakaran rumah dan rumah ibadah di Tanjung Balai.

Tragedi kerusuhan yang awalnya dipicu oleh protes seorang warga etnis tertentu atas berkumandangnya adzan di masjid di depan rumahnya menyebabkan ketersinggungan dan kemarahan umat Islam, hingga terjadi peristiwa pembakaran rumah dan vihara.

"Hal ini disebabkan karena masyarakat telah kehilangan kultur toleransi antar umat beragama," kata Djan dalam keterangan yang diterima, Minggu (31/7/2016).

Menurutnya, Islam yang ada di nusantara telah memiliki kultur panggilan adzan dikumandangkan lewat pengeras suara.

Adzan bagi umat Islam kata Djan, bukan sekadar panggilan salat tapi juga syiar suci atas nama asma Allah. Karena menggugatnya atau melarangnya berarti mengusik batin keyakinan umat Islam.

Djan juga mengingatkan agar jangan ada orang yang memancing di air keruh menyangkut SARA.

Berita Rekomendasi

"Karena dampak kerusakan sosialnya amat parah. Baik secara fisik maupun secara psikologis," katanya.

Dia hanya berharap adanya saling memahami kultur dan tradisi agama masing-masing. Hal ini diyakini mampu mencegah kesalahpahaman dan kesewenang-wenangan antar umat beragama.

"Setiap agama memiliki tatacara ibadah dengan kultur yang berbeda, disinilah letak pemahaman untuk toleransi antar umat beragama. Jika ini dipahami maka peristiwa di Tanjung Balai tidak akan terjadi," kata Djan.

Menurutnya kerusuhan di Tanjung Balai jika tidak disikapi dengan serius, hati-hati dan cepat, baik oleh aparat, pemerintah dan tokoh agama maka akan bisa meluas menjadi konflik ras dan gejolak kebencian atas etnis tertentu.

"Ini justru resonansinya akan jauh lebih berbahaya bagi keutuhan NKRI," katanya.

Sebagai Ketua Umum PPP, Djan mengimbau untuk menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari.

"Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban di antara mereka antara yang satu dengan yang lainnya," kata Djan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas