Kapolri Perintahkan Polisi Tangkap Provokator Tanjung Balai
"Kami juga mengirimkan tim untuk melacak kalau ada yang mereka melakukan isu provokatif," ujar Tito.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri membentuk tim Cyber Crime untuk mencari oknum yang menulis di media sosial sehingga diduga menjadi pemicu terjadi aksi kekerasan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, mengatakan tim akan diterjunkan ke daerah itu untuk mengumpulkan data-data terkait dan mencari pelaku.
"Kami juga mengirimkan tim untuk melacak kalau ada yang mereka melakukan isu provokatif," ujar Tito ditemui di bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (31/7/2016).
Baca Juga : Kapolri Minta Warga Tidak Mudah Terpengaruh Provokasi di Media Sosial
Terjadi aksi anarkis dimana sekelompok massa melakukan pengrusakan di beberapa tempat ibadah di Tanjung Balai sejak Jumat (29/7/2016) malam hingga Sabtu (30/7/2016) dini hari.
Aksi ini dipicu karena ada permintaan seorang warga keturunan Tionghoa berinisial M yang meminta mengecilkan volume suara mikropon di Mesjid Almakshum di Jalan Karya.
Tindak kekerasan di Tanjung Balai diduga berawal dari masalah miskomunikasi antar tetangga.
Mungkin ada kurang komunikasi dan ada kata-kata yang kurang pas ketika ada suara dari pengeras suara di mesjid.
Permasalahan ini sudah sempat diselesaikan di tingkat ketua lingkungan.
Tetapi, kemudian masih terjadi perdebatan hingga akhirnya para warga yang berselisih dibawa ke Polsek Tanjung Balai.
Lalu, saat terjadi pertemuan di Polsek Tanjung Balai beredar tulisan berbau provokatif di media sosial. Sehingga menyulut emosi salah satu kelompok warga hingga akhirnya melakukan penyerangan.
"Media sosial mudah sekali cepet berkembang. Masyarakat mudah sekali terprovokasi. Mungkin ada juga masalah lain, kesenjangan ekonomi di Tanjung Balai juga. Mungkin itu salah satu akar masalah. Tapi yang paling utama adalah media sosial yang mudah sekali membakar memprovokasi sehingga masyarakat terpicu," kata dia.