Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Crisis Center Terus Upayakan Pembebasan WNI dari Kelompok Abu Sayyaf

Crisis Center penanganan sandera masih terus melakukan komunikasi dan koordinasi dalam pembebasan tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Crisis Center Terus Upayakan Pembebasan WNI dari Kelompok Abu Sayyaf
Muhammad Zulfikar/Tribunnews.com
Charles Honoris 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Crisis Center penanganan sandera masih terus melakukan komunikasi dan koordinasi dalam pembebasan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di wilayah Filipina.

"Sampai saat ini cukup baik (komunikasi dari krisis center), makanya kita dari anggota DPR hadir melakukan pendampingan kepada keluarga korban ke Kementerian Luar Negeri Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (Ditjen PWNI)," kata Anggota Komisi I DPR Charles Honoris di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/8/2016).

Politikus PDIP itu menuturkan pendampingan dilakukan agar keluarga korban bisa berkomunikasi lebih intensif.

Hal itu terkait dengan kondisi korban yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

"Sudah cukup jelas kami semua sepakat untuk melakukan komunikasi lebih intens lagi bagaimana caranya dengan segala upaya agar bisa memulangkan sandera dengan selamat ke tanah air," imbuhnya.

Charles menaruh harapan besar kepada Crisis center ini dalam upaya membebaskan para sandera dari Filipina.

Berita Rekomendasi

Sebab, sampai saat ini berbagai strategi terus dilakukan supaya sandera bisa kembali ke Indonesia dengan selamat.

"Hal pasti saya punya kepercayaan penuh pemerintah melalui crisis center, Kemenlu, TNI, BIN sudah melakukan upaya yang terbaik untuk bisa melepaskan dan memulangkan WNI dengan selamat.'

"Namun, strateginya tidak bisa dijelaskan kepada publik," jelasnya.

Selain itu, Charles meminta kepada pemerintah merealisasikan kesepakatan tiga negara dalam melakukan patroli bersama di titik laut yang dianggap rawan.

"Tujuannya agar aksi perompakan dan pembajakan tidak terjadi lagi, jadi kita harap segera direalisasikan agar daerah titik rawan itu bisa aman dan tidak terjadi lagi penyanderaan serta penculikan di Asia Tenggara," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas