Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Organ Tubuh Yufrida Selan, Remaja Asal NTT Diduga Dijual, Bareskrim Ancang-ancang Otopsi Ulang

"Mau tidak mau, kalau memang ingin membuktikan ada tidaknya penjualan organ ya makamnya harus dibongkar lagi, diautopsi lagi."

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Organ Tubuh Yufrida Selan, Remaja Asal NTT Diduga Dijual, Bareskrim Ancang-ancang Otopsi Ulang
SUARA FLORES
Foto Yufrida Selan semasa masih hidup 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Bareskrim Mabes Polri sudah bertolak ke Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelidiki dugaan ‎kasus human traficking atau perdagangan manusia yang disertai dengan penjualan organ tubuh yang diduga melibatkan korban remaja bernama Yufrida (14).

‎Kasubdit III, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Umar Fana menjelaskan demi bisa mengungkap kebenaran soal penjualan organ tubuh Yufrida, maka harus dilakukan autopsi ulang.

"Mau tidak mau, kalau memang ingin membuktikan ada tidaknya penjualan organ ya makamnya harus dibongkar lagi, diautopsi lagi," terang Umar pada Tribunnews.com, Rabu (3/8/2016).

Umar membeberkan memang ada perbedaan dengan cara autopsi yang dilakukan oleh dokter di Malaysia dengan dokter di Indonesia.

Di Malaysia, autopsi dilakukan hampir di seluruh tubuh layaknya menguliti dari tangan hingga kaki kemudian dijahit ulang.

Sedangkan di Indonesia, autopsi dilakukan dengan cara membelah bagian tubuh di dada hingga perut menyerupai huruf Y terbalik.

"Ada perbedaan cara autopsi antara di Indonesia dan Malaysia. ‎Memang disana seperti itu dan itu legal. Mungkin karena cara autopsi yang berbeda jadi muncul dugaan penjualan organ," terangnya.

Berita Rekomendasi

Umar menambahkan saat jenazah Yufrida ‎tiba di Indonesia, tepatnya di Kupang, NTT pihak kepolisian setempat dan BNP2TKI sudah menyarankan ke pihak keluarga untuk diautopsi.

Namun keluarga menolak dan mengaku menerima dengan iklas kepergian Yufrida yang gantung diri karena tidak kuat bekerja di Malaysia.

"Belakangan ada LSM yang mendekati keluarga sehingga muncul dugaan ada penjualan organ. Jadi kalau untuk membuktikan ya cara satu-satunya harus autopsi ulang lagi," tambahnya.

Untuk diketahui, kasus ini mendapat perhatian khusus dari Presiden Jokowi saat Jokowi berkunjung ke Kupang, Sabtu (30/7/2016) kemarin.

Mendengar informasi adanya dugaan penjualan organ tubuh di NTT, Jokowi langsung meminta ajudannya menghubungi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian melalui telepon.

Dalam pembicaraan itu, Jokowi memerintahkan agar Kapolri segera mengirim tim khusus ke NTT guna menyelesaikan kasus tersebut. Bahkan Jokowi menyarankan agar dibuat tim khusus dari pusat untuk mengusut kasus ini.

Jokowi juga meminta Kapolri bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk Panglima TNI untuk segera menuntaskan kasus tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas