Pembangunan Pabrik Semen Kendeng Diminta Dihentikan
Proyek tambang semen Watuputih di pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah menuai polemik.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek tambang semen Watuputih di pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah menuai polemik.
Sejak bertahun-tahun para petani disana melawan pembangunan pabrik yang dikhawatirkan bisa merusak lingkungan dan memberangus lahan kehidupan.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Presidium Forum Alumni aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) Agung Sedayu mengatakan pembangunan pabrik memang dapat menggerakan perekonomian daerah serta meningkatkan pertumbuhan industri.
Tetapi, kelestarian lingkungan dan ketersediaan pangan lebih utama.
"Karena itu kami meminta pembangunan pabrik semen dihentikan," kata Agung dalam diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu (7/8/2016).
Agung berharap tim kajian ulang yang dibentuk pemerintah bisa bekerja optimal untuk mencegah potensi kerusakan lingkungan dan sosial.
Selama proses kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) dilakukan, pembangunan konstruksi pabrik semen harus pula dihentikan.
Diketahui pada pekan lalu, Presiden Joko Widodo menerima perwakilan petani Rembang yang memprotes pembangunan pabrik.
Hasilnya pemerintah memutuskan menghentikan sementara tambang semen Watuputih untuk selanjutnya melakukan pengkajian ulang.
Agung menilai langkah itu patut diapresiasi mengingat proyek tambang semen berpotensi merusak sumberdaya alam sekaligus mengancam ruang hidup ribuan petani.
Apalagi, proyek tambang semen di Kendeng, juga berlawanan dengan kepres Nomor 26 tahun 2011 tentang air tanah yang menyatakan cekungan air tanah (CAT) Watuputih merupakan wilayah konservasi air yang harus dipertahankan.
Kawasan Pegunungan Kendeng Utara memiliki kars dalam bentuk ponor, gua dan mata air.
CAT Watuputih mampu menyuplai air sebanyak 51 juta liter per hari dari 109 mata air.
"Bila dirusak maka lebih dari 10.000 hektar lahan pertanian terancam," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.