Polri Koordinasi dengan PPATK Telusuri Aliran Dana Kelompok Teroris Batam
Densus 88 Mabes Polri masih menelusuri jaringan enam terduga teroris yang ditangkap di Batam, Jumat (5/8/2016) pagi.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Mabes Polri masih menelusuri jaringan enam terduga teroris yang ditangkap di Batam, Jumat (5/8/2016) pagi.
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto mengatakan saat ini Densus 88 masih mendalami soal peran jaringan ini dalam menjadi fasilitator keberangkatan WNI yang hendak ke Suriah melalui Turki.
Termasuk soal jaringan ini yang menerima dan menjadi penyalur dana untuk berbagai kegiatan radikalisme yang bersumber dari Bahrun Naim.
"Jadi kelompok ini diduga sebagai penerima dana, kalau ada WNI yang ingin berangkat ke Suriah, mereka akan memberikan kemudahan seperti menyiapkan akomodasi," kata Agus, Minggu (7/8/2016).
Jenderal bintang satu ini menambahkan, Densus 88 juga akan berkoordinasi dengan PPATK mengenai penelusuran terkait dana tersebut.
"Pendalaman juga melibatkan PPATK, kami koordinasi masalah penerimaan dan penyaluran dana oleh kelompok ini," tambahnya.
Sebelumnya, sebanyak enam terduga teroris diamankan oleh Tim Densus 88, Jumat (5/8/2016) pagi di Batam, Kepulauan Riau.
Mereka adalah kelompok dari Katibah Gigih Rahmat atau Kitabah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmat Dewa (GRD). Enam orang yang diamankan itu, ada yang berprofesi sebagai pegawai bank dan juga karyawan pabrik.
Keenam yakni Gigih Rahmat Dewa alias GRD (31), TS (46), ES (35), TR (21), HGY (20), dan MTS (19). Mereka ditangkap di beberapa lokasi berbeda seperti di Batam Center, Nagoya, Perumahan Cluster Sakura dan Jl Brigjen Katamso Batu Aji.
Keterlibatan kelompok Gigih Rahmat Dewa yakni sebagai penampung dua suku Uighur yakni Doni yang dideportasi dan Ali yang tertangkap bersama Abu Musab di Bekasi.
Dimana Ali, dijemput oleh tersangka bom bunuh diri Polresta Surakarta, Nur Rohman dari Batam ke Bogor selanjutnya dititipkan pada Abu Musab di Bekasi.
Selain itu, kelompok Gigih Rahmat Dewa juga menjadi fasilitator keberangkatan WNI yang hendak ke Suriah melalui Turki.
Bahkan Gigih Rahmat Dewa juga menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan radikalisme yang bersumber dari Bahrun Naim.